Jepara –  Sejarah janganlah di lupakan begitu saja , karena tanpa sejarah kita tak dapat mengerti masa lalu bangsa kita ini, baik itu sejarah pergolakan awal awal menuju kemerdekaan maupun sejarah seusai kita merdeka. Tatkala baru merdeka bangsa kita ini di uji dengan berbagai pemberontakan baik itu yang ingin membuat sebuah negara sendiri/ memisahkan diri dari negara kesatuan republik Indonesia.tercatat beberapa kali peristiwa itu…dan yang cukup menyayat luka bangsa ini ketika ideologi pancasila akan di gantikan dengan paham komunisme.

PKI  telah menjadikan momok bangsa ini pada kekejaman dalam meraih apa yang mereka inginkan dengan mengkudeta menepiskan isyu Dewan Jendral malam tanggal 30 september 1965 putra putra terbaik bangsa ini telah gugur dalam pembantaian pesta pora mereka merobohkan ideologi bangsa ini ternyata sejarah berkata lain.

Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi yang di dirikan oleh pendiri republik ini telah mengejawantahkan semangat nasionalisme yang sangat kuat pada rakyat dan bangsa indonesia . Yang pada akhirnya dapat mematahkan semangat kaum pemberontak untuk mengakui Kesaktian Pancasila mengakar di hati sebagian warga masyarakat  ndonesia tak terbantahkan lagi,

Berikut ini wawancara wartawan kabarseputarmuria  Oedy Melankolis dengan  para politisi dan tokoh ormas seputar kilas balik hari Kesaktian Pancasila dari sudut pandang mereka serta harapan mereka pada kaum milenial sekarang ini.

Sutrisno anggota Fraksi dari PDIP DPRD kab.Jepara.

“G 30S/Pki…adalah fakta sejarah kelam bangsa indonesia yang sangat begitu kelam untuk sulit di lupakan sampai kapanpun.kerna paham komunis mereka tidak sesuai dengan paham dan ideologi bangsa indonesia yang sangat kita cintai ini.

Kaum mileneal sekarang ini sangat sedikit sekali yang mau melihat sejarah bangsanya sendiri …jasa para pejuang kemerdekaan dan para pahlawan rovolusi nyaris mereka lupakan dengan adanya dunia medsos yang berkembang pesat dan hampir merubah pola pikir mereka,saya sangat mencemaskan serta mengkhawatirkannya..di bandingkan masa masa kecil kita dulu rasa nasionalisme sekarang terasa mulai luntur…sering kita jumpai anak usia sekolah SD-SMA sekarang ada yang gak hafal dengan bunyi butiran kelima sila di lambang negara kita.padahal dulu nyaris semua siswa hafal di luar kepala.

Nama nama pahlawan kemerdekaan pun mereka jarang mengerti dan waktu mereka kini banyak tersita oleh permainan game di di internet maupun kekinian yg ada ada di medsos…sangat mengakhawatirkan sekali ” kata politisi PDIP Kab.Jepara yang juga ketua Banggar DPRD  serta ketua Pansus Bidang Jejaring Pengaman Sosial ini.

” Perlunya di tanamkan dan di ajarkan kembali nilai nilai pancasila sejak usia dini di dunia pendidikan sekolah agar jiwa dan semangat nasionalisme mereka tidak tergerus oleh arus technologi medsos di zaman sekarang “ungkapnya.

H.Syamsul Anwar  Ketua Ansor Kab.Jepara.

“Pancasila telah terbukti mampu memperkokoh persatuan dan kesatuan anak bangsa. Mengikuti perkembangan dinamika kehidupan Ahir Ahir ini, seharusnya menjadi sebuah kuwajiban kita bersama untuk diterapkan oleh seluruh masyarakat Indonesia terlebih para generasi mileniar dimana menjadi generasi masa depan negeri ini.

Dengan kemajuan ilmu tehnologi Ahir Ahir ini, semakin tampak dan nyata para pihak secara fulgar dimedia mempertentangkan perbedaan perbedaan diantara anak bangsa baik dr perbedaan pilihan keyakinan,beda suku, beda pilihan politik dan cenderung menjadi gesekan, dan ini mestinya tidak perlu terjadi manakala para kelompok, para pihak yg berbeda mau kenal dan mengamalkan inti dari Point makna Pancasila didalam kehidupan sehari hari.

Pancasila dilahirkan oleh pemikiran para pendiri negeri ini, para ulama’ kyai saat ini semata mata untuk merangkul, menyatukan perbedaan yg ada di bangsa kita. Dengan peringatan hari kesaktian Pancasila yang bertepatan hari ini, semoga bisa membangkitkan, menggugah semangat saling merangkul demi terwujudnya Indonesia yg lebih baik.” Ujar Samsul orang nomor satu di Ormas Ansor Kab.Jepara ini.

Padmono Wisnugroho S.H.
Politisi dari Fraksi partai Nasdem DPRD Kabupaten Jepara.

Politisi muda yang akrab di sapa mas Wisnu ini menuturkan ” G 30 S/pki memang sangat perlu kita waspadai meskipun kita telah hidup di era baru dengan tecnologi yang serba canggih tidaklah harus melupakan jasa jasa para pahlwan yg telah gugur mendahului kita…karena bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menghargai akan jasa jasa para pahlawan pendiri negara.

 “Khawatir yang berlebihan janganlah…waspada sangat perlu…karena paham komunis dapat muncul sewaktu waktu…tanpa kita bisa duga sebelumnya namun perlunya menanam rasa semangat nasionalisme serta mengamalkan nilai nilai sila dari butiran pancasila ke dalam kehidupan sehari hari..
” katanya.

 “Generasi mileneal sekarang cenderung berfikirnya pada masa kini dan akan datang…padahal sejarah bangsa ini sangatlah penting…nasionalisme adalah soko guru berdirinya negeri ini…dengan semangat nasionalisme yang tinggi menumbuhkan perjuangan yang dahsyat dalam melawan penjajah yg telah berlangsung hampir 3,5 Abad lamanya.

Dan rasa nasionalisme juga merupakan pilar generasi muda milenial sekarang yang harus di miliki di tiap individu karena kaum muda adalah penerus tonggak estafet kepemimpinan dari generasi sebelumnya.” tandas mas Wisnu.

 ” Aku lihat kemarin di sepanjang jln raya ketika ada himbauan dari pemerintah sedikit sekali orang yang mengibarkan bendera setengah tiang pada tgl 30 september kmrn.. sangat prihatin sekali kami mas….kita masih setengah hati menghormati jasa para pahlawan kita…barangkali perlu instruksi agar warga tergugah dan empati…karena kalo sekedar himbauan mereka terkadang masih pada abai…” kata wisnu mengkritisi .

 Terlepas dari semua itu…kita dapat menarik benang merah apapun namanya paham komunisme memang perlu kita waspadai…perlunya meningkatkan serta menumbuh kembangkan dalam kehidupan yang nyata rasa nasionalisme bukan sekedar cuma slogan yang nyaring untuk di perdengarkan tapi realitanya malas bahkan enggan untuk menilik sejarah perjuangan bangsa ini untuk merebut dan kemerdekaan ini yang tak dapat kita hitung besarnya dengan jiwa raga mereka pahlawan sejati.mari dalam urusan hati kita belajar bersama menyatukan degup jantung kita buat NKRI Adalah harga mati ….!!!!!
( Oedy melankolis : biro Jepara-Kudus.)