Pak Abdullah menunjukkan Layang Layang dagangnnya yng dijual keliling

Jepara – Pandemi Covid 19 membuat berbagai macam usaha kecil terpuruk . Salah satunya adalah usaha kecil pembuatan aneka mainan anak tradisional di desa Karanganyar kecamatan Welahan. Orderan mainan yang setiap harinya ramai sebelum corona tiba. Kini sepi karena corona telah merambah seluruh Indonesia. Sehari hari warga hidup dari pesanan mainan kini tak dapat lagi rupiah karena semua terhenti. Mereka setiap hari hanya menumpuk mainan untuk persediaan menunggu entah kapan corona menghilang.

Abdullah (60) warga RT 02 RW 01 desa Karanganyar yang setiap hari membuat mainan berupa kipas putar merasakan corona melumpuhkan usahanya. Sebelum corona melanda setiap dua hari ia bisa mengirim kipas putar besar 500-1.000 biji ke para pelanggannya. Selain itu banyak pula pelanggan yang langsung datang ke rumahnya mengambil barang. Tetapi haro hari ini tidak ada lagi sehingga penghasilannya jadi tidak menentu.

“ Dulu setiap hari ada uang yang berputar karena dagangan laku. Kini tak ada pesanan atau orang yang datang ke rumah. Untung ada bantuan dari Pemerintah sehingga kita bisa makan seadanya .Kalau tidak kita terpaksa jual jual barang untuk makan “, aku pak Abdullah pada kabarseputarmuria Selasa  (18/8)

Jual  Layang-Layang

Dalam rangka menunggu corona hilang dan juga pesanan mainan kembali normal pak Abdullah mencoba membuat layang layang dan dijual keliling. Layang layang yang terbuat dari bambu dan plastic itu dipasarkan di temani istrinya. Ia berharap dari jualan layang –layang ini bisa menambah penghasilan sehari harinya.

Selain  itu ia mencoba untuk membuat produk mainan baru . Dengan mainan baru itu ia berharap bisa menambah penghasilan selain dari mainan yang sudah ada. Layang layang buatannya itu cukup besar berukuran 60X80 cm dan ukuran yang lebih besar lagi. Layang layang ini jika diterbangkan akan mengeluarkan suara. Adapun harga yang ditawarkan antara Rp 40 ribu – Rp 80 ribu.

“ Ya dikit dikit ada penghasilan dari penjualan layang layang ini . Maklum kondisi masih sepi semua sehingga cari uang juga sulit. Sehari kadang laku satu kadang dua . Nggak apalah dikit dikit ada uang untuk belanja “, kata pak Abdulllah yang ketika mudanya berjualan keliling mainan tradisionl hampir seluruh Indonesia.(Muin)