Demak – Hari ini Jum’at (14/8) warga desa Mutih Kulon kecamatan Wedung mengadakan selamatan dalam rangka haul Maulana Abdurrahman Albar yang diyakini warga sebagai cikal bakal desa . Biasanya acara haul ini dilaksanakan secara meriah oleh Pemerintah desa dan warga masyarakat . Namun karena dalam kondisi pandemi covid 19 haul hanya dilaksanakan secara sederhana oleh warga desa setempat.
“ Ya hari ini pelaksanaan Haulnya namun tidak seperti biasanya dipusatkan di makam. Hari ini dilaksanakan di seluruh Masjid dan Musholla yang ada di Mutih Kulon. Kalau dibilang sepi ya tidak karena seluruh warga mengikuti acaranya untuk berdoa bersama sebagai rasa syukur sehabis panen padi “, kata KH. Aminuddin tokoh masyarakat desa Mutih Kulon pada kabarseputarmuria yang menghubungi via sambungan telepon.
Acara Haul Maulana Abdurrahman Albar yang dikenal juga Makam Bur Watu menurutnya sudah ada sejak dulu. Ia tidak tahu kapan dimulainya namun sejak ia masih kecil dan sampai sekarang acara itu terus dilaksanakan. Selain menggelar do’a bersama , selametan dan juga diisi dengan Pengajian Umum di area makam di tengah sawah. Sehingga suasana area pemakaman jadi ramai dibandingkan hari biasanya.
“ Ya yang merayakan atau ikut datang ke makam selain warga Mutih Kulon ada juga desa desa tetangga lainnya seperti desa Tedunan , Kendalasem dan desa lainnya. Bahkan ada juga desa di kecamatan lain Bonang terutama Betah Walang dan Serangan juga hadir dalam acara haul di Makam Bur Watu di desa ini “, tambah KH. Aminudin yang juga Ketua Tanfidiyah Pengurus Cabang NU Demak.
Terkait warga kecamatan Bonang KH.Aminuddin tidak tahu persis bagaimana sejarahnya, Namun ketika acara Haul mereka antusias sekali datang ke makam . Selain berziarah mereka juga datang membawa uba rampe untuk selamatan sehingga banyak dari mereka yang menginak di desa Mutih Kulon. Sehingga jika acara Haul di gelar mereka berharap ada pemberitahuan sehingga mereka bisa hadir untuk merayakannya.
Sebagai tokoh masyarakat desa Mutih Kulon Kyai yang enerjik ini mengatakan, acara Haul merupakan tradisi yang sudah dilaksanakan para ulama terdahulu .Oleh karena itu warga diharapkan melestarikan tradisi yang baik ini. Yaitu selain mendoakan leluhur juga sebagai perwujudan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala rizki yang dilimpahkan.
Berkaitan dengan sumur tua yang berada di dekat Makam Bur Watu KH.Aminuddin mengatakan Sumur itu sejak lama sudah ada . Dan sumbernya tawar sehingga jika musim kemarau air ini diambil warga sebagai air konsumsi sehari hari untuk memasak . Diyakini warga air ini mempunyai khasiat tertentu sehingga banyak peziarah yang mengambil air untuk di bawa pulang.
“ Wallahu a’lam memang sumber air sumur ini cukup istimewa karena musim kemarau panjang masih mengalir airnya . entah karena ada kaitannya dengan yang dimakamkan di tempat ini saya kurang tahu tapi nyatanya sumber airnya cukup bagus dan warga ngangsu dari sini dibawa pulang “, tambahnya.( Muin )