SEMARANG – Suasana Idul Adha di tengah pandemi tak mengurangi semangat tim Global Qurban ACT Jawa Tengah dalam menuntaskan amanah kurban masyarakat Indonesia. Segala aktivitas pun kini dilakukan dengan menerapkan standar protokol kesehatan demi mencegah penularan covid-19 di berbagai daerah.

Seperti penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tim penyembelih hewan kurban, layaknya petugas medis di rumah sakit. Giyanto selaku Kepala Cabang ACT Jateng mengatakan tim yang bertugas mendistribusikan daging di masyarakat juga diwajibkan untuk mematuhi protokol yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

“Penyembelihan dan pendistribusian daging kurban dilakukan oleh relawan dengan kaidah mencegah adanya kerumunan, menggunakan masker, menjaga jarak dan selalu sedia alat kebersihan diri. Untuk peta sebararan wilayah akan kita sasar masyarakat prasejahtera, desa-desa terpelosok yang masih minim bahkan tak ada kurban,” ungkap Giyanto pada Sabtu (1/8).

Ratusan paket daging kurban diantarkan oleh tim relawan di berbagai daerah di Jawa Tengah dengan langsung mendatangi rumah-rumah warga. “Agar benar-benar tepat sasaran para calon penerima daging kurban kita survei dan kita datangi langsung. Dengan begitu diharapkan meminimalisir adanya kerumunan di tengah masyarakat,” imbuh Giyanto.

 

Sementara itu perwakilan dari relawan Global Qurban ACT Jateng Hamas Rausyanfikr, pihaknya telah membagikan ratusan paket daging kurban di pelosok Semarang dan Salatiga. “Hari pertama (31/7) kita distribusi di empat lokasi yakni ke kampung mualaf di Desa Candigaron, Kecamatan Semanding yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Wonosobo,” katanya.

Lanjutnya, lokasi berikutnya ada di dusun yang terisolir di pelosok Kabupaten Semarang. Wilayah geografisnya berada di bawah perbukitan dengan akses menuju lokasi sangat sulit yakni Dusun Kedung Glatik, Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus. Setelah kita survei sungguh menyedihkan karena tak ada hewan kurban satupun di dusun tersebut,” kata Hamas.

Lokasi selanjutnya berada Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang dan pelosok Kota Salatiga. Sementara pada hari kedua (1/8) pendistribusian dilakukan di Kota Semarang, “Relawan menyebar di Kelurahan Trimulyo, Tembalang, Candisari dan kecamatan lain sesuai hasil survei yang mana mereka adalah keluarga prasejahtera dan daerah tersebut masih minim pekurban,” pungkas Hamas.