Jepara – Setelah dihantam wabah corono yang berkepanjangan habis lebaran ini industry kecil pembuatan mainan tradisional berbahan plastic,karet,kertas dan bambu mulai mengeliat lagi. Warga mulai kembali berproduksi dengan mengolah bahan limbah menjadi mainan yang siap jual. Begitu juga toko mainan disepanjang jalan mulai buka dengan memamerkan berbagai mainan untuk dijual.
Fathoni salah satu warga desa Karanganyar yang mempunyai toko sederhana di pinggir jalan masuk desa masih semangat menunggui dagangannya. Meskipun sudah hampir tiga bulan ini tak ada pesanan khususnya dari pelanggannya luar jawa. Pengeluaran barang cukup tersendat di era virus corona ini. Barang hanya ditumpuk di berbagai sudut tokonya.
“ Kalau dihitung selama tiga bulan ini penurunan order mencapai sembilan puluh persen. Tidak ada lagi permintaan dari pelanggan luar jawa. Jadinya barang yang ditumpuk seperti ini. Baru kali ini seumur umur dagangan tak laku. Mudah mudahan sampai disini saja dagangan kembali ramai lagi “, aku Pak Fathoni yang sudah puluhan tahun bergelut dengan Mainan Tradisional .
Fathoni menambahkan desa Karanganyar awalnya hany mempunyai satu jenis produk minan yaitu kipas putar terbuat dari kertas minyak dan bamboo. Mainan ini terkenal di seluruh Indonesia bahkan ada yang membawanya sampai ke Malasyia. Dari mainan kipas putar inilah terus berkembang menjadi berbagai jenis mainan tradisional.
Untuk Kipas putar saja sudah berkembang menjadi banyak model mulai dari yang kecil hingga yang besar. Selain itu ada mainan lele-lelean tarik dan berbagai macam bentuk ada ikan koki,katak,tikus,kelinci,kura-kura, udang dan Kepiting. Ada lagi mainan dorong yang bisa bunyi berbagai macam jenis.
“ Untuk harganya mulai dari seribuan sampai puluhan ribu dengan berbagai macam bentuknya . Selain dikirim ke kota di Jawa banyak pedagang yang membawa mainan ini keluar jawa . Nah di masa virus corona ini tidak ada kiriman lagi ke luar Jawa. Selain suasana ekonomi sepi juga angkutan barang sulit “, tambah Fathoni.
Fathoni berharap usai lebaran ini usahanya bisa ramai kembali karena usaha pembuatan dan penjualan mainan ini satu satunya pekerjaan untuk menghidupi keluarga. Dari usaha ini ia bisa makan sehari hari , memperbiki rumah serta menyekolahkan anak-anaknya. Dulu ia juga pernah merantau sebagai pedagang mainan keliling ke luar jawa. Namun setelah usianya udzur ia membuka usaha di rumah. ( Muin )