Jepara – Saya tak kemana-mana hari ini. Saya masih sibuk nonton video-video kenangan beliau. Membaca banyak tulisan kesaksian tentang perjuangan dan dedikasi seorang Didi Kempot. Ia membawa kesedihan yang tiba-tiba.

Jepara patut berterima kasih padanya. Lagu-lagunya menggema hampir diseluruh daratan kota ukir ini. Ia menghantarkan tukang kayu bermanja-manjaan diatas “blabak” kerjanya. Tukang “natah” tak segan ikut mengiringi suara sang maestro dengan hentakan alat ukirnya. Tukang bobok, tukang ngamplas sampai juru semprot “finishingan” pun semangat dibuatnya.

Suara patah hati dari lagu-lagu beliau justru membuat semangat seniman-seniman mebel ukir Jepara. Suara siaran radio dari channel “hitam” mendominasi “brak-brak” produksi mebel Jepara. Om Didi seakan selalu hadir memberi suntikan semangat untuk kita terus berkarya.

Didi Kempot adalah pahlawan pribumi Jepara. Hanya ia yang mampu mewakili perasaan tukang kayu juga tukang “natah” Jepara. Ia mewakili perasaan orang-orang miskin, sudah miskin gagal pula asmaranya. Sungguh apes yang dobel-dobel. Dan hanya kepada Didi Kempotlah para tukang di Jepara yang apesnya dobel itu mewakilkan perasaannya melalui lagu.

Kini, sang legenda sudah berpulang. Semoga tenang disana bersama kakak dan Bapak.

Semoga tak ada lagi orang yang patah hati tanpa pernah jatuh cinta.

Salam cinta dari kami,
Tukang kayu
Tukang natah
Tukang ngamplas
Tukang bobok
Tukang finishing
Tukang packing
Dll

Sumber Tulisan : Facebook