Jepara – Hari ini satu Pasien Dalam Pengawasan (PDP) asal Pati meninggal dunia  di Tulaan kecamatan Donorojo telah dimakamkan dengan protap Covid 19 .Sebelum meninggal PDP berinisial R ini berobat ke RS Regatta Kelet dengan keluhan sesak nafas.Ia sempat diperiksa oleh petugas IGD rumah sakit tersebut .

Awalnya oleh fihak rumah sakit disarankan untuk rujuk ke RS Suwondo Pati karena ada indikasi terpapar Covid 19 .Namun yang bersangkutan tidak bersedia dan memilih kembali ke rumah orangtuanya di Tulaan

Korban ke RS Regatta diantar suaminya Y,suaminya dan J ayahnya dan Minggu malam sekitar pukul 22.00 korban perempuan yang berinisial R usia 38 tahun meninggal dunia.

Dari informasi yang dilansir  Suara Baru.id Korban pada tanggal 24 April baru saja pulang merantau dari Jakarta.Sebelum pulang ke kampungnya di Gunung Wungkal Pati ia mampir ke rumah ortunya di dukuh Krajan Tulaan.

Juru Bicara GTPP Covid 19 Jepara, dr Fakhrudin yang disitir MURIANEWS membenarkan kejadian ini. Karena masyarakat takut melakukan penanganan terhadap jenazah, akhirnya proses pemulasaraan dilakukan oleh petugas di RS Rehatta.

”Proses pemakamannya juga dilakukan oleh Tim GTPP Covid 19 yang didatangkan dari Jepara. Semua ditangani dengan prosedur Covid 19. Ini setelah kami melakukan koordinasi dengan pihak RS Rehatta yang sempat menangani pasien ini,” ujar dr Fakhrudin, Senin (27/4/2020).

Pemakaman terhadap pasien yang meninggal ini baru bisa dilakukan pada Senin (27/4/2020) pagi sekitar pukul 07.00 WIB, di pemakaman desa setempat.

Tim GTPP Covid 19 Jepara yang terdiri dari petugas BPBD, Polres Jepara, Polsek Donorojo dan Koramil Donorojo serta Pemdes dan pihak terkait lainhya, melakukan prosesi pemakaman ini.

Fachruddin menambahkan, dari kasus ini pihaknya tetap akan melakukan tracing terhadap kontak-kontak dekat pasien. Kemudian juga melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Pati untuk penanganan lebih lanjut.

”Pasien yang meninggal ini kan warga Pati, dan sebelumnya juga sempat pulang ke Pati. Jadi tentu ada kontak erat dari orang-orang di Pati. Apapun tetap harus diantisipasi berbagai kemungkinannya,” tegas dr Fakhrudin.