Jakarta  – Desa Merdeka : Badan Sepak Bola Rakyat Indonesia (BASRI) akan merilis Liga Desa Indonesia (LIDI) Sabtu (16/11/2013) ini di Hotel Twin Plaza. LIDI dijadwalkan akan bergulir mulai Januari sampai Agustus 2014 di kurang lebih 1800 kecamatan.

BASRI sudah memiliki konsep yang jelas mengenai kompetisi antar desa yang melibatkan banyak klub dan ofisial ini. Menurut Ketua Umum BASRI, Eddy Sofyan, pihaknya akan mengusahakan agar LIDI berjalan sesuai jadwal.

“Target kita tidak muluk-muluk di tahun pertama ini. Kami tahu jumlah pesertanya sangat banyak. Maka itu, 30 persen saja dari target peserta yang ikut di tahun pertama sudah memuaskan untuk kami,” katanya di sesi konfrensi pers, Jumat (15/11/2013).

BASRI akan memakai sistem turnamen untuk pertandingan tingkat kecamatan sampai kabupaten. Untuk tingkat kecamatan, BASRI memprediksi akan memakan waktu sekitar dua bulan. “Sistem home and away pasti tidak akan jalan. Ini kan seperti tarkam tapi dikemas menjadi lebih profesional,” tuturnya.

“Kami tahu pertandingan di kampung itu seperti apa. Nantinya setiap kecamatan ada tiga lapangan yang dipakai. Tim yang memperoleh poin paling besar yang akan melaju ke level kabupaten atau kota,” tambahnya.

Saat LIDI memasuki tingkat nasional, BASRI akan menerapkan sistem setengah kompetisi seperti yang diberlakukan di Piala Dunia atau Liga champions. Ada 32 tim yang masuk persaingan di tingkat nasional.

Rakornas-BASRI / liputan6

Rakornas-BASRI / liputan6

“Grand final akan digelar di Jakarta. Sedangkan babak 32 besar mungkin di beberapa kota. Saya sudah bilang jauh-jauh hari kepada pengelola SUGBK agar jangan menyewakan lapangan ke orang lain. Kami akan pakai SUGBK untuk laga final. Jadi, orang-orang kampung yang mungkin belum pernah ke Senayan bisa bersemangat nantinya,” paparnya.

BASRI mengaku saat ini belum mendapatkan sponsor. Maka itu, peserta yang akan ikut LIDI wajib membayar uang pendaftaran sekitar Rp 1 juta per klub. “Selain itu, semua pelatih wajib memiliki lisensi D. Maka itu, sebelum Januari nanti, kami akan sosialisasi dan berikan pengarahan ke kampung-kampung agar pelatihnya mendaftar untuk lisensi D,” pungkasnya. (Liputan6)