Semarang -Seharian kemarin, beredar foto nakes dengan membawa tulisan seperti tertera pada judul diatas. Foto itu menemukan momentum setelah jasad seorang perawat yang syahid karena covid ditolak oknum warga di Ungaran, Jawa Tengah.
Dengan situasi seperti saat ini, masyarakat masih beraktivitas normal, mobilitas tetap tinggi, banyak terjadi kerumunan (dengan alasan apapun), pihak paling rentan dan (wajar jika) khawatir terkena dampak covid-19 adalah nakes. Khususnya mereka yang ada di garis depan bertugas memeriksa pasien pertama kali sebelum ketahuan sakitnya apa dan dari mana para pasien itu menclok.
Para nakes garis depan adalah mereka yang bertugas di fasyankes seperti klinik, puskesmas dan rumah sakit lini 3 non rujukan covid, terutama yang bertugas di ruang IGD. Berbeda dengan nakes yang bekerja di rumah sakit rujukan, terlebih ruang isolasi yang sudah dilengkapi SOP dan APD lengkap, para nakes garis depan ini banyak yang tidak punya APD sama sekali. Jangankan APD standar medis yang harus gini harus gitu, APD non standar saja mereka tidak punya. Bagaimana mereka tidak khawatir?
Beruntungnya ada banyak orang yang peduli dan membantu kami, bersama bahu membahu membuat dan mendistribusikan APD Medis gratis untuk para nakes ini. Belum genap dua minggu bergerak, ribuan APD telah terdistribusi ke puluhan fasyankes di sejumlah Kabupaten di Jawa Tengah.
Kami tidak bicara standar medis nrithik yang tentu saja tidak mungkin kami penuhi 100% mengingat APD ini handmade dengan bahan sebisanya kami temui di pasaran, ada yang buatan penjahit konveksi lokal, ada yang buatan guru PAUD, dan ada juga yang dibuat oleh komunitas sepeda.
Sebenarnya kami sudah ingin berhenti saja membuat dan mendistribusikan APD ini. Selain karena jelas jauh dari kata memenuhi standar medis, baik dari sisi bahan maupun proses produksi, bahan bakunya juga semakin sulit diperoleh dan harganya tidak masuk akal.
Tapi, melihat para nakes garda depan ini “dipaksa” bertempur tanpa perlindungan memadai seperti pion yang harus maju dulu dalam permainan catur, bismillah kami akan terus melangkah selagi masih mampu dan dipercaya oleh para donatur.
Lebih baik bertempur dengan senjata seadanya daripada tanpa senjata sama sekali. Nakes, Relawan APD Medis Jateng ning mburimu caket!