Jepara – Tahun baru 2020 ini bagi nelayan yang tinggal di desa Karangaji kecamatan Kedung merupakan masa paceklik karena hujan dan angin yang datang setiap harinya. Laut bergelombang besar sehingga yang biasanya bisa pergi ke laut untuk menangkap ikan . Namun hari hari ini tidak bisa lagi melaut karena alasan keamanan dan keselamatan.

Nurhadi (50) Nelayan asal desa Karangji mengatakan , musim baratan atau ombak bagi dirinya dan teman temannya sudah biasa. Sehingga waktu luang tidak melaut digunakan untuk memperbaiki peralatan melaut. Selain perahu, ada juga alat tangkap ikan yang rusak dan juga mesin penggerak perahu.Paling lama musim Baratan sekitar satu bulan ,bulan ini sudah hampir setengah bulan ia tidak ke laut karena ombak.

“ Dulu nelayan di sini jumlah mesin dalam perahu hanya satu saja , kini mesin penggerak perahu nelayan desa karangaji ini rata-rata 2-3 mesin dalam satu perahu. Sehingga setip waktu kita harus mengadakan perbaikan perahu. Nah musim baratan ini biasanya digunakan untuk menservis mesin”, kata Nurhadi.

Nelayan desa Karangaji sudah empat tahunan ini menggunakan mesin penggerak perahu 2-3 setiap perahunya. Mereka menganut nelayan Wedung dan Jepara yang dulu mengoperasikannya. Dengan mesin yang banyak itu dorongan perahu jadi cepat dan bisa mengoperasikan alat tangkap sampai ke tengah laut.

“ Meskipun jumlah mesin banyak dan operasional bahan bakar jadi tinggi , namun perolehan ikan juga semakin banyak . Sehingga para nelayanpun tetap menggunakan mesin 2-3 setiap perahunya. Jika tidak mengikuti mereka akan ketinggalan dengan yang lain “, kata Nur Hadi lagi.

Nurhadi yang berprofesi sebagai nelayan lebih 30 tahun ini mengatakan , ketika nelayan prei tidak miyang karena cuaca buruk biasanya mereka membuka tabungan atau pinjam untuk menutupi kebutuhan harian. Jika mereka kembali melaut mereka bisa menabung lagi atau membayar hutang ketika tak bisa melaut.

“ Ya sebagai nelayan memang penghasilannya tidak menentu . Kadang dapat banyak kadang dapat sedikit .Tetapi jika dihitung setahunnya menjadi nelayan penghasilannya cukuk untuk menghidupi keluarga dan kebutuhan lain. Saya sebagai nelayan bisa menyekolahkan anak, membuat rumah dan kebutuhan harian lain hanya mengandalkan nelayan saya “, kata Pak Nurhadi yang anggota kelompok Nelayan Bintang Laut desa Karangaji.

Namun demikian Nurhadi berharap kepada pemerintah agar memberikan bantuan atau stimulant kepada nelayan agar usahanya bertambah lancar. Empat tahun yang lalu ia pernah mendapatkan bantuan mesin perahu . Saat ini kondisi mesinnya sudah ada yang rusak ,oleh karena itu ia berharap pemerintah bisa mengucurkan lagi bantuan mesin.

“ Ya itu tadi pak karena sekarang mesin perahu nelayan satu perahunya 2-3 maka bantuan yang dulu banyak yang rusak. Jika ada bantuan lagi kami berharap nelayan Karangaji ini kembali dapat bantuan mesin seperti dulu “, harap Nurhadi.

Menekuni usaha sebagai nelayan saat ini membutuhkan modal yang cukup besar. Setidaknya butuh modal 100 juta rupiah ,misalnya untuk membeli perahu , alat tangkap dan mesin. Namun usaha nelayan ini masih prospektif sehingga jumlah nelayan setiap waktu bertambah . Seperti halnya desa Karangaji jumlah nelayannya terus bertambah . (Muin)