Rembang – Ada Sebuah petilasan peninggalan Sunan Bonang yng saat ini masih  terawat dengan baik hingga kini . Letaknya di Desa Bonang Kecamatan Lasem, Rembang. Petilasan tersebut berupa empat buah bongkahan batu beragam ukuran, yang letaknya tak bisa dipindah.

Satu batu berukuran besar, dipercaya terdapat cap dahi Sunan Bonang menggambarkan seolah sehabis bersujud. Batu berikutnya berukuran sedikit lebih kecil, terdapat cap kaki sebelah kiri. Dipercaya cap tersebut merupakan kaki sunan Bonang saat bertapa, berdoa kepada Allah dengan berdiri satu kaki.

“Ini ada dua batu lainnya kecil ini masih belum diketahui apa ini. tapi yang jelas sejak dahulu sudah ada empat batu ini di sini dan sama sekali tidak bisa digeser,” terang Abdul Wachid, juru kunci makam Sunan Bonang yaang dikunjungi  wartawan detik com Senin (21/5/18).

“Sini malah lebih ramai kunjungannya ketimbang makam yang ada di bawah sana. Mungkin karena lokasinya persis di pinggir jalan, sehingga mudah untuk diketahui. Ini salah satu wujud karomah beliau, menggambarkan betapa masyaallah ibadah beliau sampai batu yang keras saja bisa ngecap kaki dan dahi Mbah Mbonang ini,” paparnya.

Selain Petilasan berupa pasujudan, ada pula masjid peninggalan Sunan Bonang yang lokasinya juga berada tak jauh dari makam Sunan Bonang. Juga ada satu benda yang jaman dahulu digunakan Sunan Bonang untuk syiar, yakni Bende Bicak.

“Bicara soal Bende Bicak. Ceritanya, ada utusan kerajaan Majapahit bernama Bicak untuk menemui Mbah Mbonang. Namun kala itu Mbah Mbonang sedang ngaji bersama para santri. Akhirnya, pak Bicak ini uron-uron sambil menunggu, namun Mbah Mbonang sempat terganggu, dikiranya itu suara bende. Sabdanya itulah yang kemudian mengubah wujud pak Bicak menjadi sebuah bende (gong kecil). Sekarang disimpan di rumah saya, keluar untuk disucikan setiap Idul Adha,” pungkasnya. (sip/sip)