Kudus – Jenang sebagai jajanan khas Kabupaten Kudus, Jawa Tengah sudah kondang banget. Maklum, selain sebagai buah tangan bagi pewisata yang dolan ke kabupaten tersebut, jenang kudus sudah dipasarkan ke beberapa pulau seperti Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi.
Nggak hanya itu, nama jenang kudus juga sudah dikenal di mancanegara berkat pelbagai ekspo yang diikuti pengusaha jenang. Dikutip dari Beritagar.id (28/1/2018), penganan itu dikenal di Uni Emirat Arab, Australia, Brunei Darussalam, Tiongkok, Dubai, Hong Kong, Arab Saudi, dan Singapura.
Nah, kamu yang ingin mengetahui lebih banyak ihwal penganan khas itu kini bisa pergi ke Museum Jenang. Museum? Ya, loka ini telah dijadikan destinasi wisata baru di Kudus sejak diresmikan pada Mei 2017.
Museum itu menyatu dengan gerai Mubarok (salah satu merek jenang kudus ternama) di Jl. Sunan Muria Glantengan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus. Di dalam museum kamu bisa mempelajari sejarah pembuatan jenang kudus dan lokasi pemasarannya pada masa lalu.
Nggak rumit juga untuk ke lokasi. Dari Alun-alun Simpangtujuh Kudus ke utara hanya sekitar 500 meter. Dari Terminal Kudus, jaraknya sekitar 5 kilometer. Pakai angkutan umum pun bisa: naik angkutan dari Terminal Kudus ke arah Colo-Muria dengan ongkos sekitar Rp 8 ribu-Rp 10 ribu. Mau naik ojek online juga oke karena sudah banyak sarana transportasi itu di Kudus.
Untuk menikmati museum, kamu nggak perlu keluar duit untuk bayar tiket masuk.
Nah, apa saja yang ada di dalam museum? Dikutip dari Beritagar.id (28/1/2018), Ika Hapsari Enggarwati, pemandu Museum Jenang, menjelaskan, di museum tersebut pengunjung bisa mempelajari jenang kudus dalam lintasan sejarah kuliner Nusantara, mulai dari peralatan yang digunakan, siapa pioner produsen dan pengembangnya, hingga tempat awal pemasaran jenang.
“Pengunjung di sini tidak sekadar disuguhi berbagai koleksi terkait sejarah dan lainnya yang terkait dengan jenang saja di sini. Ada juga koleksi lain yang menarik, seperti miniatur Menara Kudus, foto Bupati dari masa ke masa yang dipasang berjajar, rumah adat Kudus, hingga galeri batik,” katanya.
Selain itu, ada juga potret Kudus masa lalu, seperti Stasiun Kereta Api tahun 1936, Gedung Teater era 1929, Kantor Polisi pada tahun 1928, Alun-alun Kudus Tahun 1926, dan Omah Kapal saat masih utuh.
Omah Kapal adalah sebuah bangunan untuk mengenang perjalanan haji pengusaha kaya Kudus waktu itu, H Nitisemito.
Oya Millens, keberadaan Museum Jenang sebagai destinasi wisata baru di Kabupaten Kudus, mendapatkan apresiasi dari banyak kalangan. Apalagi selain “belajar” sejarah jenang kudus, pengunjung bisa pula melihat langsung proses pembuatan jenang di tempat produksinya sekaligus membeli produknya. (EBC/SA)