Demak – Petambak garam di kabupaten Demak saat ini panen raya, namun kondisinya tidak segembira tahun lalu. Pasalnya harga garam tahun ini tak sebagus tahun lalu karena turun drastis jika dihitung anjlognya mencapai 500 persen lebih. Jika tahun lalu perkwintalnya laku Rp 200 ribu kini dilahan hanya laku Rp 40 ribu. Hal inilah yang membuat petambak garam Demak pusing tujuan keliling.

Musa Abdillah petambak garam dari desa Kedungmutih pada kabarseputarmuria membenarkan kondisi harga riil garam dilahan yang terus menurun. Ia dan kawan kawan mencoba mencari penyebab turunnya harga garam. Yang pertama kemungkinan adalah stok garam di lahan yang cukup tinggi karena garam tahun lalu belum semua terserap pasar. Yang kedua adalah diduga garam impor masih banyak beredar di pasaran.. Yang ketiga adalah kualitas garam yang masih rendah.

” Nah kedepan kita dan teman teman disini akan belajar membuat garam yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan pasar industri. Selain bisa menggantikan garam impor harganyapun bagus. Namun demikian membuatnya juga tidak mudah perlu kemauan dan kemampuan”, kata Musa Abdillah dilahan garamnya desa Kedungmutih Minggu (28/7)

Ia dan beberapa temannya telah dilatih oleh Ir. Sudarto pakar garam dari Kementrian Perindag membuat garam Industri. Hasilnya sudah bisa dilihat di lahan tambak garamnya dengan teknologi baru ini petambak garam bisa membuat garam industri. Selain kualitas yang bagus harganyapun dipastikan meningkat dari garam biasa. Selain itu dia juga membuat garam pharmasi yang harganyapun lebih tinggi lagi”, tambah Musa Abdillah

” Ini hasil pelatihan kami dari pak Darto selain membuat garam industri kami juga dilatih membuat garam pharmasi. Untuk garam industri harganya bisa mencapai Rp 100 ribu perkwintalnya sedangkan garam pharmasi harganya Rp 400 ribuan perkwintalnya ‘, tambah Musa Abdillah.