Demak – Kecamatan Sayung yang berada di Kabupaten Demak, merupakan salah satu daerah yang terdampak abrasi cukup parah di pesisir pantai utara Jawa. Kondisi permukaan tanah yang berada di bawah permukaan air laut ditambah fenomena pemanasan global semakin memperparah abrasi yang terjadi disini.
Selama 20 tahun terkena abrasi, kerusakan yang ditimbulkan di daerah ini cukup memprihatinkan. Tercatat, ada lebih dari 250 kepala keluarga (KK) yang dipindahkan akibat abrasi yang menenggelamkan dua dusun di Desa Bedono, Jawa Tengah.
Tergugah akan hal tersebut, membuat sekelompok pemuda-pemudi dari HIMA Manajemen Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) dan relawan LindungiHutan Demak mengadakan aksi penanaman mangrove disana.
Kegiatan ini terlaksana pada 28 Oktober lalu, sekaligus memperingati Hari Sumpah Pemuda. Sebanyak 650 bibit mangrove jenis Rhizopora mucronata ditanam bersama-sama 50 peserta dari berbagai macam komunitas seperti HIMA PJKR UPGRIS, Forum Demak Hijau, Pendaki Indonesia Demak, dan Karang Taruna setempat.
“Alasan pemilihan lokasi penanaman di pinggiran sungai untuk mencegah abrasi semakin meluas karena disitu ada akses jalan menuju desa. Kemudian di sepanjang jalan sini juga masih gersang karena belum ada tanaman untuk peneduh. Untuk jangka panjangnya, daerah sini juga dicanangkan sebagai lokasi ekowisata,” kata Luthfi Khakim, koordinator relawan LindungiHutan Demak.
Lokasi yang cukup jauh dari jalan raya menyita banyak waktu dalam perjalanan. Akses jalan menuju lokasi keadaannya masih terjal dan masih banyak yang belum di aspal. Namun meskipun begitu, peserta tetap antusias mengikuti acara tersebut.
“Meski jauh dr jalan raya, ternyata disini ada wisata track mangrove yang belum banyak orang tahu kak. Bahkan saya yang asli Demak juga baru sekali ini kemari,” kata salah satu peserta.
Seluruh peserta, baik dewasa maupun anak-anak tampak bahagia merasakan sensasi menanam mangrove di tanah berlumpur. Beberapa diantaranya bermain perahu yang disediakan warga di lokasi.
“Semoga apa yang kita semua tanam pada hari ini dapat bermanfaat bagi lingkungan dan warga disini. Kedepannya kami berniat untuk menjadikan kegiatan ini agenda rutin, mengingat Sayung adalah salah satu prioritas dalam penanggulangan abrasi dan rob,” pungkas Bayu Widyatmoko, ketua panitia kegiatan ini. (Kika)