Jepara – Pasangan H. Manshur dan Hj. Sulastri warga desa Kriyan kecamatan Kalinyamtan saat ini salah satu pengusaha pakaian jadi atau konfeksi rumahan yang masih bertahan. Keduanya telah membuka usaha ini sejak tahun 1990an. Meski saat ini tak seramai tahun 2000an namun produk jadi berlabel Salsa ini terus dipasarkan ke seluruh penjuru Indonesia.

“ Selain untuk Jawa Tengah yang berpusat di pasar Klewer Solo , produk pakain jadi saya ini juga merambah ke Jawa Timur dan Palu Sulawesi. Tetapi saya yakin oleg pedagang grosir produk saya ini di pasarkan lagi ke seluruh Indonesia “, kata Hj. Sulastri pada kabarseputarmuria.com

Hj. Sulastri yang rumahnya berdekatan dengan Masjid Taqwa Kriyan mengatakan, usaha yang dibangun bersama suaminya mulai dari nol . Pak Haji Manshur yang masih perjaka dulunya merupakan pedagang pakaian jadi menjualakan produk saudaranya. Namun ketika menikah iapun banting setir membuat pakaian jadi. Awalnya ia membuat baju atau kemeja.

“ Awal pertama membuat baju dan kemeja karena belum ada bakul khusus , kamipun berdua memasarkan hasil produk sendiri ke pasar pasar mulai dari Jepara , Kudus, Purwodadi dan Semarang panas hujan saya jalani “, kenang bu hajjah yang dikenal grapyak dan semanak dengan siapapun.

Penjualan baju terus menurun karena banyak saingan dengan produk pabrikan. Selanjutnya ia banting setir membuat pakaian bawahan untuk putri atau wanita. Mulai dari celana ,onderok dan yang lainnya. Perlahan lahan usahanya semakin maju pesanan makin  banyak dan beragam jenis karena permintaan pelanggan.

“ Kalau tidak salah ingat sekitar tahun 2000an usaha saya mengalami puncak karena permintaan yang cukup banyak . Sehingga hasilnya bisa untuk memperbaiki rumah , serta naik haji bersama suami saya. Kalau sekarang ya lumayan masih baik meskipun tak seramai dulu “, papar Hajjah Sulastri.

Rumah yang sekaligus dijadikan tempat produksi setiap harinya masih ramai dengan karyawan yang menyiapkan orderan dari para grosir yang setiap seminggu dua kali harus dikirim produk. Setidaknya lebih dua puluh item pakaian jadi yang ia produksi bersama karyawannya . Mulai dari celana pendek , celana panjang, onderrok semua untuk cewek atau wanita.

Adapun harga jual produknya itu tergantung dari jenis dan ukuran . Secara keseluruhan produk produk pakain jadi yang berlabel Salsa ini mulai harga Rp 17 ribuan – Rp 70 ribuan. Saat ini ia tidak melayani eceran karena ia menyediakan produk untuk para pedagang grosiran di pasar pasar besar. Seminggunya ia mengirim ribuan potong pakaian jadi.

Resep bertahan dari gempuran produk pabrikan menurut Hj. Sulastri adalah kualitas nomor satu. Selain itu harga juga tidak mahal atau mengambil keuntungan tidak banyak. Dengan harga murah dan tidak murahan itulah usahanya saat ini terus bertahan. Dengan mitra pekerja sejumlah 50 orang yang tersebar di berbagai desa sekitar Kriyan usaha industry pakaian sekala rumahan terus berjalan.

“ Meski banyak pabrik di Jepara , namun kami masih punya mitra ibu ibu yang setia membantu kami dengan system borongan . Setelah di potong kain-kain itu di bawa pulang lalu dijahit oleh mereka 2 hari sekali mereka datang menyetorkan hasilnya dan mengambil lagi bahan ke sini”, tambahnya.

Hajjah Sulastri mengatakan usaha pembuatan pakain jadi yang ia tekuni prospeknya masih cukup bagus apalagi jika ada mitra mitra baru di bagian pemasaran. Oleh karena itu ia membuka diri untuk siapa saja yang mau bekerjasama dengan dirinya dalam memasarkan produk pakaian jadinya bisa datang ke rumahnya atau menghubungi dirinya.

Selain itu ia berharap juga pembinaan dari Dinas Instansi terkait di Jepara agar usaha konfeksi yang ia rintislebih 20 tahun ini terus berjalan. Misalnya dengan penyuluhan kualitas produk , pemasaran dan juga bantuan tambahan modal lunak dari lembaga keuangan yang ada. Dengan bertambahnya produksi tentunya modal harus bertambah. (Muin)