Demak – Petambak garam Demak yang terkonsntrasi di kecamatan Wedung usai hujan lebat beberapa hari yang lalu kini mulai memanen lahannya kembali. Hujan lebat satu hari yang terjadi Sabtu malam (1/9) membuat lahan garam yang siap panen dan garam yang belum dimasukkan gudang larut dalam air.
Setidaknya pada malam itu kerugian yang derita petambak di Demak mencapai ratusan juta rupiah. Selain garam yang siap panen dilahan pengkristalan . Garam-garam yang siap diangkut ke gudang atau dijual ke pengepul ikut larut jadi air kembali. Semua wilayah desa penghasil garam di Wedung mulai desa Kedungmutih,Kedungkarang,Babalan,Tedunan,Kendalasem, Berahan Wetan hujan lebat.
“ Kerugian saya saja ada 1 jutaan karena dua lahan kristalisasi siap untuk di panen , kalau semuanya ya banyak karena semua lahan sudah siap panen semua . Mudah mudahan panas lagi sehingga cepat dipanen lagi “, kata Ali Mahmudi petambak garam dari desa Kedungmutih kepada kabarseputarmuria.com
Ali Mahmudi mengatakan meskipun hujan dan merontokkan garam di lahan dan merugikan petambak garam . Namun bagi petambak garam hal itu sudah biasa malahan dengan adanyahujan menambah kualitas garam. Selain lebih berat garamnya juga harganya bisa naik karena stok garam berkurang atau daya belinya tinggi.
Petambak bisa memanen lagi sekitar 3-7 hari tergantung dari keparahan lahan usai hujan lebat. Jika ringan hanya butuh waktu 3 hari agar bisa kembali memanen garam. Caranya semua air di lahan kristalisasi dikuras sampai kering setelah itu diisi kembali air tua . Namun jika air hujan merendam lahan kristalisasi maka perlu pengurasan dan juga pemasangan membrane kembali.
“ Dengan adanya geomembran ini petambak lebih cepat memanen hasilnya , dulu lahan kristalisasi masih berupa tanah hujan lebat satu hari saya butuh waktu untuk siap panen 10 hari atau lebih. Kini dengaan teknologi geo membrane hanya butuh waktu paling lama 7 hari untuk bisa panen kembali “, tambah Ali Mahmudi.
Soal harga garam pada bulan ini menurut Ali Mahmudi masih bagus , satu kwintal garam kualitas bagus berkisar Rp 60 ribu – 70 ribu . Meskipun pada awal panen lalu pernah menyentuh harga Rp 110 ribu – 120 ribu. Bertahannya harga garam tahun ini karena stok ditingkat pengepul masih sedikit , sedangkan petambak mulai memasukkan garamnya di dalam gudang. (Muin)