Demak – Semarak hari raya iedul fitri telah kelihatan malam hari menjelang dilaksanakannya shalat iedul Fitri di Masjid sudah terdengar kumandang takbir. Tidak itu saja di tempat tempat tertentu kita masih melihat kegiatan takbir keliling dengan mengarak berbagai jenis miniature dan patung. Itu semua menujukkan rasa syukur dan bahagia mereka dengan datangnya iedul fitri .
Beberapa hari menjelang iedul fitri warga masyarakat telah membuat berbagai macam minitaur dan patung yang nantinya akan diarak keliling kampung. Mulai bangunan masjid, binatang , tumbuh tumbuhan dan berbagai macam jenis patung dalam ukuran besar. Miniatur serta patung itu diarak bersamaan dengan pembacaan takbir keliling. Ada yang jalan kaki , naik motor bahkan ada yang naik kendaraan roda empat,
Pengurus Masjid Jami’ Baitul Makmur Roisul Huda kepada kabarseputarmuria menuturkan, tradisi takbir keliling dengan arak minitaur dan patung sudah ada sepuluh tahunan yang lalu. Setiap komunitas pemuda , jamaah musholla dengan suka rela membuat minitaur serta patung dengan dan swadaya atau urunan .
“ Kami cek tadi pada malam takbiran tahun ini ada sepuluh miniature dan juga hewan yang diarak . Diantaranya ada Masjid , tugu monas , naga terbang , tawon dan masih banyak lagi yang lainnya “, kata Roisul Huda.
Acara takbir keliling selain syiar Islam menyambut datangnya hari raya idul fitri juga digunakan sebagai ajang berdo’a bersama memohon keselamatan kepada Allah SWT untuk seluruh warga. Di setiap pojok desa diadakan do’a bersama yang dipimpin oleh kyai desa . Warga mengikuti rombongan dari pojok desa pojok desa lainnya.
Adapun rombongan takbir keliling berakhir di makbaroh atau makam desa . Di tempat ini seluruh warga yang ikut dalam kegiatan takbir mengikuti acara tahlilan yaitu kegiatan do’a bersama mendo’akan arwah leluhur yang telah meninggal dunia. Kegiatan tahlilan ini juga ditujukan untuk menghormati dan menghargai leluhur yang telah meinggal dunia.
“ Ya kita pengurus Masjid yang menjadi penggerak acara Takbir keliling ini dengan tujuan agar ukhuwah Islamiyah tetap terjaga dan juga saling menghargai antara satu dengan yang lain . Selain itu menujukkan rasa persatuan dan kesatuan antar warga desa “ tambah Roisul Huda.(Muin)