Demak – Bagi Nur Sholeh (24) warga relokasi desa Kedungmutih kecamatan Wedung ,jiwa wira usaha sudah merasuk tulang sumsumnya. Meski ia memagang ijasah SMK jurusan Audio Video namun jiwa dagangnya sungguh kuat. Usai belajar di SMK ia membuka usaha jualan Cilok dan keliling. Cilok buatan ibunya ia jual keliling kampung di desanya.
Dulu sebekum keliling cilok , ia juga pernah keliling jualan bakso. Baksonya juga buatan bapaknya yang membuka usaha sama di depan pasar baru Kedungmutih. Dengan semakin banyak pesaing di jualan bakso ini. Ibunyapun berinisiatif membuat cilok berbahan tepung terigu dan aci.
“ Dulu jualan bakso kalau dihitungsudah ada lima tahun , namun akhir-akhir ini sepi karena banyak yang jualan bakso. Ini ganti jualan Cilok dan es “, aku Nur Sholeh pada kabare Demak.
Nur Sholeh mengatakan sejak kecil jiwa dagangnya sudah mengalir deras. Bapak ibunya adalah penjual baksi sejak dulu. Ketika masih kecil iapun pernah dijak muter muter jualan bakso. Selain itu kakanya juga berjualan bakso keliling kampung dengan sepeda motor.
“ Ya gimana lagi , meski sekolah saya di SMK , tapi saya senang dagang. Selain itu dagang mudah kita tinggal muter muter kampung cari pembeli “, kata Nur sholeh.
Sekitar pukul delapan pagi Cilok buatan ibunya sudah jadi . Cilok adalah makanan kecil yang terbuat dari tepung terigu dan aci dan tahu . Sedangkan bumbunya berupa saus tomat , cabai, kecap dan kacang. Cara penyajiannya cilok dimasukkan dalam wadah plastic kemudian di beri bumbu.
“ Kebanyakan yang beli anak-anak belinya paling sedikit Rp 1.000. Sehingga selain keliling kampung saya mangkal di sekolah pagi dan Madrasah. Sehari ya kotor bisa dapat Rp 100 ribu – Rp 150 ribu “, kata Nur Soleh.
Dari penjualan Cilok ini ia dapat bagian dari ibunya setelah dikurangi bahan baku. Uang yang di dapat dari ibunya itu dikumpulkan setiap harinya. Ia tabungkan untuk kebutuhan ketika mau menikah. Dari berjualan Cilok ini ia juga membantu orang tuanya karena setiap harinya mendapatkan penghasilan. (Muin)