Demak – Harga garam di penghujung musim hujan ini masih tinggi , satu kwintal masih dalam kisaran Rp 200 – 250 ribu setiap kwintalnya. Hal ini berpengaruh pada harga sewa lahan yang naik drastic dibandingkan tahun yang lalu. Kenaikan sewa lahan saat ini tidak hanya lipat dua bahkan ada yang mencapai 5 kali lipat dibandingkan tahun yang lalu.
Contohnya di desa Kedungkarang misalnya lahan garam bondho desa yang tahun lalu laku seharga 30 juta rupiah . Pada lelangan beberapa hari ini lahan tersebut laku 150 juta rupiah lebih. Harga sewa yang tinggi itu dipicu oleh harga garam yang cukup bagus sampai saat ini.
“ Sepanjang sejarah pergaraman belum ada harga tinggi bertahan lama seperti saat ini , dulu pernah ada seperti ini namun tenggang waktu hanya beberapa hari saja. Namun harga garam kisaran 200 ribu rupiah perkwintalnya kini masih bertahan awal panen sampai sekarang”, kata Rofik petambak garam dari desa Kedungkarang kecamatan Wedung pada kabaredemak.
Rofik mengatakan , petambak garam di desa pata musim garam tahun ini hasilnya luara biasa. Biasanya satu musim pegang uang 50 juta saja sulit. Namun sekarang petambak garam hasil dari panennya minimal 100 juta bahkan ada yang lebih. Oleh karena itu harga sewapun tinggi , mereka para penyewa tahun depan ingin mendapatkan garapan lagi.
Sementara itu Hamdan (56) pemilik usaha garam iodium “Lancar Sejahtera” Kedungmutih, memprediksi harga garam masih tinggi pada panen garam tahun depan. Hal ini sebabkan pasokan garam milik petani di lahan tinggal sedikit. Selain itu garam imporpun belum banyak beredar di pasaran. Toh harga garam imporpun masih tinggi dan hanya untuk kebutuhan indistri saja.
“ Garam konsumsi lebih ebak menggunakan garam local dengan kualistas bagus. Sehingga apapun yang terjadi harga garam ditingkat petani beberapa bulan ke depan masih tinggi. Ini keberuntungan bagi petambak garam “, tambahnya.
Hamdan yang memasarkan garamnya sampai ke Pulau Sumatera mengatakan, kondisi stok garam yang menipis itulah yang menjadikan harga garam tinggi. Namun meskipun tinggi hal ini tidak memberatkan rakyat karena kebutuhan garam perkapita warga tidak banyak. Lain jika harga beras tinggi rakyat akan menjerit. (Muin)