Demak – Salah satu seni music tradisional islami yang kini masih digemari khalayak adalah rebana atau orang dulu menyebutnya “ terbangan”. Jika ada perhelatan semacam walimatul Ursyi, Walimatul khitan , dan juga acara-acara lain seni rebana ini ditampilkan untuk menghibur dan memeriahkan acara tersebut.
Oleh karena itu meski sudah ratusan tahun keberadaan seni rebana ini , namun penggemar rebana ini tidak lekang oleh jaman . Bahkan dengan semakin canggihnya peralatan music sekarang namun seni rebana ini tetap bisa menatap perkembangan jaman ke depan.
Salah satu grup rebana classic adalah Grup “ An-Nasiin “ dari desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak . Dengan bermodalkan alat rebana ,ketipung dan Jidoor mereka menyajikan hiburan yang cukup memikat diberbagai perhelatan.
Selain lantunan sholawat nabi sebagai menu wajib grup ini , juga ditambah lagu-lagu bernuansa arab serta lagu-lagu baru yang dimodifikasi dengan Arabic music. Sehingga penampilan mereka tetap berkesan Islami , namun demikian bagi pemirsa atau penggemar menginginkan lagu yang lain grup ini akan menyesuaikan dengan music yang tetap bernuansa islami.
“ Memang kami hadir disini selain sebagai syiar agama Islam lewat seni , kami juga memberikan hiburan kepada masyarakat . Oleh karena itu meski tradisional karena rebana , namun lagu-lagu yang kami sajikan bisa menyesuaikan keinginan masyarakat. Sehingga jika kami tampil dimanapun akan selalu mendapatkan aplau yang positif dari masyarakat “, tutur Mashuri Ketua Rebana “ An-Nasiin “ pada kabarseputarmuria.com.
Mashuri mengatakan grup Rebana tradisoonal An-Nasiin sudah lebih 15 tahun. Anggotanya adalah warga desa Kedungmutih dari berbagai profesi ada yang nelayan, buruh , petambak dan juga tukang ojek. Sehingga grup ini menerima orderan manggung biasanya malam hari. Namun jika ada yang membutuhkan siang hari mereka juga siap.
“ Yang sering ya tampil mengiringi pak yai- pak yai ketika pengajian , misalnya mengiringi pak Yai Mahyan , pak yai machin dan banyak lagi yang lainnya. Selain itu juga memeriahkan acara melekan bayi dan walimatul lainnya “, tambah Mashuri yang mempunyai profesi sebagai tukang ojek.
Memang ada niat untuk memadukan seni rebana ini dengan alat music modern seperti orgen gitar , bas . Namun karena keterbatasan dana dan juga SDM maka niat itu belum kesampaian. Meskipun begitu order panggilan tampil masih lumayan ramai. Tepatnya ketika bukan-bulan banyak orang yang punya gawe.
“ Kami membuka diri seluas-luasnya bagi siapa saja yang ingin mendatangkan grup rebana ini bisa langsung calling kami via HP atau langsung datang ketempat kami . Soal biaya bisa nego tergantung dari permintaan si empunya hajat bisa yang komplit atau yang ekonomis tergantung permintaan “, kata Mashuri sambil memberikan no HPnya 085 713 569 274.