KUDUS-Pada hakikatnya pendidikan adalah humanisasi yang bertujuan mewujudkan manusia ideal atau manusia yang dicita-citakan sesuai nilai-nilai atau norma-norma yang dianut, sebagaimana semboyan tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantoro “ Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani “.
Kudus paku buminya pendidikan. Itulah yang teringat di benak kita manakala bicara mengenai dunia pendidikan di Kudus. Tepatnya, sejak dilantik di periode pertamanya tahun 2008 lalu, Bupati Kudus H. Musthofa mencanangkan wajib belajar 12 tahun. Gagasan inilah yang mengantarkan Kudus meraih Satyalancana Pembangunan Bidang Pendidikan di tahun 2010 dari Presiden RI.
Untuk lebih meningkatkan dan memajukan dunia pendidikan di Kudus, Pak Bupati terus dan selalu melakukan inovasi. Gagasan cemerlang dan ide cerdasnya tertuang dalam berbagai program untuk masa depan anak-anak bangsa ini. Yang sudah secara nyata dirasakan adalah adanya beasiswa pendidikan bagi siswa kurang mampu. Bahkan kini, semua siswa di SD sampai SMA/SMK negeri digratiskan dengan biaya APBD.
Tepat di hari jadi Kudus yang ke-467 tahun 2016 ini, gagasan kembali muncul. Sipintar segera hadir untuk siswa-siswi di Kudus. Adalah singkatan sistem informasi pendidikan nusantara. Yaitu sebuah aplikasi yang mengintergrasikan tiga subjek. Yaitu peran pengajar/guru, peran siswa/siswi, dan peran orang tua/wali murid.
Terkait dengan rencana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy terhadap penerapan fullday school yang sekarang ini mendapat tanggapan pro kontra, merupakan sesuatu yang wajar karena masih beragamnya pemahaman tentang fullday school tersebut.
”Dengan aplikasi sipintar ini, saya canangkan siswa bisa belajar secara menyenangkan selama 24 jam. Bukan hanya konsep full day school, tetapi all day school,” kata Bupati Kudus saat hadir di SMP 1 Kudus, Selasa (27/9).
Pengertian belajar penuh sepanjang hari ini, bukan berarti siswa belajar 24 jam di sekolah. Melainkan siswa bisa belajar melalui gadget ataupun laptop yang terkoneksi dengan sistem ini. Sedangkan jam belajar di sekolah tetap sesuai aturan yang ada. Sisanya, ketika di rumah atau di manapun, siswa tetap bisa belajar secara online.
”Nantinya siswa bisa belajar kapan pun dan di mana pun dengan asyik dan menyenangkan bersama sipintar ini. sehingga tidak ada batasan tempat dan waktu. Sedangkan orang tua siswa bisa mengakses apa saja yang diajarkan ke siswa termasuk tugas-tugas yang diberikan,” tambahnya.
Dalam menyelesaikan permasalahan pendidikan harus berangkat dari persoalan yang ada. Persoalan mendasar yang terjadi saat ini dan belum pernah dicarikan solusinya adalah pertama, belum tersedianya sumber belajar yang sistematis yang dapat diakses secara mudah oleh para guru maupun siswa, sehingga siswa kesulitan untuk mencari sumber belajar yang mudah dan murah.
Kedua, beban/tugas yang harus dilakukan guru dalam menyiapkan proses pembelajaran sangat berat, antara lain menyusun silabus pembelajaran, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, menyusun soal sesuai mata pelajaran, menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar, menganalisis hasil penilaian pembelajaran, melaksanakan pembelajaran perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil penilaian/evaluasi.
Ketiga tidak efektifnya tata kelola administrasi sekolah seperti absensi guru, jadwal mengajar guru dan lain sebagainya, sehingga menjadikan layanan pendidikan di sekolah tidak optimal.
”Harapan saya, anak-anak nantinya tidak lagi bawa-bawa buku. Tetapi lebih simpel dengan gadget,” imbuhnya.
Manfaat lain sipintar, bagi guru bisa mengontrol dan memacu hasil belajar siswa. Analisis hasil belajar serta kemudahan dalam pembuatan tugas serta penilaian bisa dilakukan di manapun. Bagi siswa sendiri bisa lebih mudah dalam menerima hasil belajar termasuk segala informasi dari sekolah.
Untuk penerapan aplikasi ini, siswa sama sekali tidak dipungut biaya. Bahkan bupati meyakini, bahwa sipintar ini nanti bisa menjadi rujukan nasional. Karena berbagai manfaatnya yang besar bagi siswa dan dunia pendidikan. Di era digital ini, tambahnya, semua ada di genggaman.
”Dengan aplikasi karya asli anak Indonesia ini, saya berharap bisa memajukan dunia pendidikan di Kudus dan untuk kemajuan bangsa ini,” pungkasnya.
Sumber : FB Kawan Kang Musthofa