Jepara – Desa Tedunan kecamatan Kedung kabupaten Jepara saat ini bisa dikatakan tidak terisolir seperti dahulu, selain kondisi sosial masyarakatnya yang banyak berubah juga kondisi fisik desa juga selangkah lebih maju .

Selain itu pula desa ini juga menjadi daerah penyangga antara desa Purwogondo menuju Kedungmalang dan juga dari Pecangaan menuju ke Kedungmalang salah satu desa pesisir terakhir yang di kenal sebagai desa pinggir pantai yang menghasilan garam , ikan dan udang.

 Apalagi setelah jalan-jalan tersebut mulai di beton mulus maka desa-desa yang terisolir kini membuka diri untuk dikunjungi warga desa lainnya. Hal ini bisa dilihat jika hari Minggu, Jum’at dan hari libur lainnya jalan-jalan di sekitar desa Tedunan cukup ramai dengan hilir mudiknya warga sekitar Pecangaan, Kalinyamatan yang ingin Jalan-jalan santai menuju ke desa Kedungmalang atau ke Jepara .

Melihat peluang itulah maka Muryadi ( 34 ) warga desa Tedunan membuka usaha warung pinggir jalan yang menyediakan menu makanan dan minuman untuk warga sekitarnya atau para pengunjung lain yang kebetulan mampir untuk sekedar melepas dahaga ataupun niat makan karena lapar.

20160301_165022 003_0001

Menu yang ia sediakan untuk minumannya ada Es campur, Es teh, Kopi hangat sedangkan untuk makanannya adalah spesial Lonthong Pecel. Selain itu pula ia juga menyediakan berbagai macam gorengan khas pesisir ada bakwan , pisang goreng, tahu goreng dan tidak ketinggalan sate telur puyuh dan juga telur asin yang merupakan produk lokal desa Tedunan dan sekitarnya

” Alhamdulillah Mas kurang lebih saya membuka warung ini sudah 10 tahun , kelihatannya lancar-lancar saja pelanggan semakin banyak , oleh karena itu jika ada rejeki lebih saya ingin buat warung permanen meskipun kontrak. Soalnya warung yang saya tempati ini kan dipinggir jalan raya jadi bangunannya ya sederhana seperti ini ”, tutur Muryadi warungnya depan SD Tedunan Jepara.

Muryadi yang pernah gonta-ganti profesi ini mengungkapkan, ide untuk membuat warung pinggir jalan ini berawal dari kebangkrutannya sebagai pengusaha konveksi , setelah usahanya membuat pakaian jadi jatuh yang tersisa hanya satu sepeda motor , maka sepeda motor itupun ia lego untuk dijadikan modal membuat warung.

20160301_164630 006_0001

Bang Godhek

Awal membuka usaha warung itupun masih ada kendala dari fihak-fihak yang kurang suka usahanya itu , namun berkat ketekunannya dan bantuan istri dan kedua adiknya maka usaha yang dibangunnya itu lambat laun menuai hasil. Jumlah pelanggannya dari waktu ke waktu bertambah banyak.

Warung pecel Tedunan ini  buka mulai pukul 15.00 sore sampai dengan tengah malam. Selain menu utama lonthong pecel , ada berbagai macam gorengan yang menemani kita. Diantaranya Bakwan , Tahu isi , Telur Asin , Sate Telur Puyuh dan juga yang lainnya.

Sedangkan untuk minumannya yang favorit adalah Es Puter . Selain itu ada berbagai macam pilihan ada es jeruk, es teh , kopi ,susu dan ada lagi yang lainnya.

 

Untuk ukuran warung desa menu yang disediakan di warung pak ghodeg ini cukup merakyat, sepiring lonthong pecel , satu mangkok besar es campur ditambah dengan beberapa gorengan tidak menghabiskan uang Rp 10.000,-. Lonthong pecel dijual Rp 7 ribu satu porsinya , sedangkan Es Puter Rp 3 Ribu , sedangkan gorengan paling mahal Rp 1.000,-.

 . Oleh karena itu tidak mengherankan jika warung ini cukup banyak pembelinya , ada yang ingin merasakan Es campur mangkuk besar , Wedang kopinya yang manis , beraneka gorengan sampai dengan lonthong pecel yang pedas menggigit.

Keramaian itu bertambah jika musim laut ramai dan juga ketika sawah penduduk panen , para warga banyak yang keluar malam untuk menikmati hidangan warung Mang Godheg ini .

Nah bagi pembaca dimana saja berada jika kebetulan mampir ke desa Tedunan Kecamatan Kedung kabupaten Jepara ini dapat mampir dan merasakan kelezatan , kemeriahan serta kemurahan warung Mang Godheg ini , untuk lokasinya pinggir jalan raya Kedung – Pecangaan depan SD Tedunan 1 silakan mencoba rasanya mak ………………. Nyus (Muin)