Jepara – Dalam rangka memaksimalkan potensi alam Desa Kemujan, Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret Surakarta periode Januari – Februari 2016 mengadakan kegiatan Sosialisasi Pembuatan Pupuk Cair dan Hidroponik. Acara yang diadakan di Balai Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa, Kamis (4/2) lalu tersebut merupakan salah satu program kerja Divisi Lingkungan Tim KKN UNS 2016. Kegiatan ini diikuti oleh 20 peserta yang merupakan warga Desa Kemujan yang memiliki minat dalam sektor pertanian.
Materi yang disampaikan dalam sosialisasi tersebut meliputi pembuatan bakteri pengurai dari limbah buah kedondong dan limbah ikan yang tersedia banyak di Desa Kemujan. Bakteri pengurai sendiri merupakan bahan dasar pembuatan pupuk cair organik yang dapat menyuburkan tanaman. Selain itu, dapat pula diminumkan pada ternak untuk meningkatkan nafsu makan dan menguraikan kotoran ternak sehingga mengurangi bau.
“Tak hanya buah kedondong yang sudah busuk saja, tetapi semua buah dapat dimanfaatkan untuk pembuatan bakteri pengurai tersebut. Pemilihan buah sendiri dikarenakan buah mengandung zat-zat terbaik dari suatu tanaman,” tutur Bambang Setiawan, pemateri dalam sosialisasi yang merupakan mahasiswa UNS jurusan Pendidikan Geografi.
Selain itu warga juga diajarkan sistem taman hidroponik dengan menggunakan media batang pohon pisang sebagai ganti pipa penampung air. “Sistem ini lebih mudah dan efektif karena tidak memerlukan lahan luas untuk bercocok tanam. Selain itu batang pisang dapat diperoleh secara cuma-cuma tanpa mengeluarkan biaya tambahan,” jelas Khisom Alwi, pemateri kedua yang juga merupakan mahasiswa UNS jurusan Peternakan.
Dalam Sosialisasi Pembuatan Pupuk Cair dan Hidroponik ini dibagikan pula bibit tanaman kangkung dan sawi, serta bakteri pengurai yang siap digunakan sebagai pupuk cair. Diharapkan warga dapat secara langsung mempraktikan penggunaan pupuk cair organik dan sistem taman hidroponik.
Aprilia Dewi, koordinator kegiatan tersebut menuturkan, “Kegiatan semacam ini, pengolahan hasil alam non kelautan, sangat dinantikan warga Kemujan. Karena pada dasar, bercocoktanam bisa menjadi alternatif bagi warga ketika cuaca buruk dan tidak bisa melaut”.