Demak – ‘Kecelakaan’ benar-benar terjadi pada penyelenggaraanMujahadah Ratibul Kubro & Halal Bihalal 1436 H di komplek bengkel service ‘Ahass’ Desa Trengguli Wonosalam Demak, Jumat (7/8/2015) malam. Secara mendadak wartawan senior Hasan Hamid selaku panitia Maulid Simdudduror sebagai penyelenggara mujahadah, meminta HM Natsir S.Ag, MPd, MM, menggantikan posisi KH Drs Mohammad Asyiq yang berhalangan hadir untuk memberikan tausiyah kepada pengunjung.

Namun Natsir menolaknya halus. Bukan tidak siap materi karena dia juga memiliki latar belakang sebagai guru agama Islam. Melainkan karena kapasitas dan sifat tawadlu’nya sebagai peserta mujahadah belaka. Kedatangannya di majlis haflah yang dipimpin Habib Ali al-Musawwa (Semarang) dan dihadiri Ustad Djaring Subondo al-Wardah (Jepara), kiai sepuh H Matori serta para kiai lain ini sebagai pengunjung umum, Maka mantan Kabid Dikdasmen Dikpora Demak yang mengundurkan diri ini pun hanya mengenalkan diri sebagai bahagian dari masyarakat Trengguli.

“Sebelum mas Hasan Hamid tinggal di Trengguli ini, saya sudah ‘mbukak alas’ di sini, baik sebagai pengajar anak-anak desa maupun tempat usaha keluarga. Istri berasal dari desa ini, mertua dan sebagian besar keluarga saya tinggal di sini. Jadi, Trengguli bukan tempat asing bagi saya”, kata Natsir.

“Perkenalkan Bib (panggilan akrab Habib Ali al-Musawwa), pak Natsir ini adalah direktur “Ayam Goreng mBak Tari”, seorang pejabat di Kandis Dikpora, ketua PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) dan ketua Gerakan Pramuka kabupaten”, kata Hasan Hamid yang dengan tanpa basa-basi menerangkan jati diri dan aktifitas Natsir .
“Dia salah seorang balon bupati, yang gambarnya paling banyak tersebar di wilayah kota wali ini”, tambah Hasan. (Machmud)