Demak – Mustaqim warga Desa Kedungmutih RT 02 RW 02 kecamatan Wedung kabupaten Demak  tergolong rajin bekerja . Pekerjaan apa saja dijalani untuk menghidupi keluarganya. Jika ada yang membutuhkan kerja laden tukang batu iapun siap . Begitu juga jika kerja di tambak ngangkut garam iapun siap. Apa saja pekerjaan yang menghasilkan uang ia jalani dengan senang hati.

“ Saya tidak pilih-pilih pekerjaan ketrampilan khusus tidak punya ijasahpun SMP . Jadi kerja apa saja yang penting dapat uang saya jalani. Buruh-buruh apa saja saya kerjakan. Mbantu tukang seperti ini juga saya lakoni “, kata Mustaqim (30)  warga desa Kedungmutih pada kabarseputarmuria.com

Ia mengaku pernah merantau ke Bangka sebagai buruh di tambang timah. Selama hampir satu tahun ia bekerja mencari timah. Dengan system kerja harian , jika pendapatan timah agak banyak ia mendapatkan bonus tersendiri. Namun karena sumber timah yang pas-pasan iapun mendapatkan upah biasa-biasa saja.

Sehingga iapun kembali ke Jawa meneruskan kerjanya sebagai buruh serabutan. Kadang bantu orang bongkar rumah , angkut barang, laden tukang serta kerja kasar lainnya. Upahnya hanya cukup untuk makan sehari-hari dan biaya sekolah dua anaknya yang masih di SD. Setiap bulannya ia tidak mempunyai tabungan untuk memperbaiki rumahnya.

11800304_1125540210795527_6628794449261597283_n

“ Saya memperbaiki rumah hasil kerja Istri saya sebagai TKW di luar negeri. Meskipun tidak bagus ya yang penting bisa ditempati jika musim hujan tidak kebanjiran. Kerja sebagai kuli seperti ini paling banter upahnya Rp 75 ribu untuk makan dan biaya sekolah anak sudah mepet “, aku Mustaqim.

Namun demikian meski kerja serabutan ia tetap bersyukur , apalagi saat ini istrinya telah kembali ke tanah air. Meski hidup pas-pasan namun bisa berkumpul dengan keluarga merupakan kebahagiaan tersendiri baginya. Dulu ketika istrinya kerja di luar negeri kedua anaknya dititipkan ke neneknya di desa tetangga.

“ Memang istri kerja diluar negeri bisa  beli ini beli bisa itu tetapi anak-anak tidak ada yang mengurus. Jadi setelah rumah jadi istri saya suruh di rumah saja temani anak-anak. Saya ingin anak-anak terus bisa sekolah lebih tinggi dari saya “, tambah Mustaqim.

Melihat ekonominya yang pas-pasan itu Mustaqim berharap pemerintah memberikan bantuan kepada keluarganya. Misalnya mendapatkan Jamkesmas, Raskin , dan juga beasiswa keluarga miskin untuk anak-anaknya agar bisa sekolah lebih tinggi dari dirinya. (Muin)