Demak – Kegigihan seorang ibu rumah tangga di desa Kedungmutih kecamatan Wedung patut ditiru. Meskipun hanya seorang Istri Ibu Mufalihah warga RT 02 RW 02 namun ia berperan alktif ikut membantu suami dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selama hampir dua puluh tahun ia berdagang hasil laut untuk menambah penghasilan suaminya sebagau buruh tambak dan nelayan.
“ Ya gimana lagi anak saya banyak , bapaknya hanya buruh tambak dan nelayan hasilnya masih kurang banyak . Ya kerja sebisanya yang penting setiap hari dapat pemasukan untuk nambah belanja di rumah “, kata Ibu Mufaklihah yang ditemui kabarseputar muria di gubug kecil pinggir sungai Serang.
Di gubug kecil dinding gedeg , atap genting dan berlantai tanah itu setiap hari ibu Mufalikhah beraktifitas . Di gubug itu selain ada peralatan timbang , beberapa ember , box penyimpan ikan dan juga peralatan memasak. Di gubug kecil inilah Ibu Mufalikhah menanti kehadiran para nelayan dan bakul kecil untuk menjual hasil tangkapan .
Selain rajungan , keong macan ada juga ikan laut. Untuk rajungan setiap harinya Ibu Mufalikhah memdapatkan dagangan rata-rata satu kwintal . Rajungan itu selanjutnya di masak didalam dandang besar di dalam gubug. Setelah matang rajungan itupun di setorkan ke pengepul besar di daerah Rembang.
“ Kalau di rata-rata setiap hari saya bisa setor Rajungan matang 1 Kwintal . namun jika musim ramai sehari pernah sampai 5 Kwintal. Rajungan matang saya setorkan ke eksportir Rembang “, aku ibyu Mufalikhah.
Untuk harga rajungan selalu fluktuasi tergantung pasokan dan juga permintaan. Untuk harga tertinggi pernah perkilo matang lebih Rp 100 ribu . namun untuk harga rata-rata sekitar Rp 50 ribu setiap kilonya. Oleh karena itu agar tidak rugi komunikasi dengan pengepul besar harus selalu terhubung.
Sedangkan untuk harga komoditas hasil laut lainnya harga tidak terlalu naik turun . Paling naik-turunnya masimal Rp 10 – 20 ribu. Seperti keong macan misalnya harga perkilonya Rp 25 ribu – Rp 30 ribunya. Begitu juga hasil laut lainnya .
Selama berdagang ikan hempuir dua puluh tahun itu. Ibu Mufalikhah mengaku banyak suka daripada dukanya. Dari hasil berdagang hasil laut itu ia bisa membantu ekonomi keluarganya. Hasilnya sudah banyak dirasakan selain untuk belanja sehari-hari juga bisa menyekolahkan anak dan juga memperbaiki rumah.
“ Resepnya orang berdagang itu selain ramah dengan siapa saja juga jangan malu untuk melangkah. Pertama terjun pasti mengalami kerugian , namun setelah itu keuntungan pasti akan datang dengan sendirinya”, kata Ibu Mufalikhah yang mempunyai mitra nelayan lebih 100 orang. (Muin)