Jepara – Jika anda jalan-jalan ke kota Jepara melewati jalur Selatan pasti mengenal daerah ini. Orang Jepara menyebut daerah ini Pesajen. Entah jaman dahulu di tempat ini untuk menaruh sesaji atau ada cerita lain. Bertempat di dekat pantai sehingga tempat ini tampak puluhan perahu ditambatkan di pinggir sungai.
Nah dipinggir sungai inilah berdiri gubug-gubug kecil terbuat dari kayu. Ada kesibukan tersendiri di gubug pinggir sungai ini. Tampak asap putih mengepul dari dalam gubug. Setelah kita dekati tampak beberapa ibu sibuk memanggang atau mengasap ikan.
Ya digubug itulah beberapa warga pesajen membuka usaha pembuatan ikan panggang atau asap. Ikan-ikan segar yang diperoleh para nelayan dibeli para ibu-ibu. Selanjutnya berbagai jenis ikan segar itu kemudian dibersihkan dan di olah menjadi ikan asap.
“ Ya macam-macam ikannya tergantung perolehan nelayan, ada ikan pari , ikan tongkol, ikan tenggiri dan juga ikan Manyung. Dan masih banyak lagi jenisnya “, ujat Ibu Tun salah satu pemilik gubug pada kabarseputarmuria.com.
Usaha pembuatan ikan panggang atau asap di pesajen kelurahan Demaan Jepara ini sudah sejak dulu. Sehingga warga kota Jepara dan sekitarnya yang ingin menikmati ikan laut panggang tinggal datang ke tempat ini. Tidak itu saja para bakul di pasar-pasar tradisional juga banyak yang kulakan di tempat ini.
Kesibukan gubug-gubug pinggir sungai ini mulai mengeliat di pagi hari dan sore hari. Jika gubug-gubug kecil ini telah keluar asap maka didalam gubug ada aktifitas pengasapan ikan. Ikan-ikan di tata di dalam tungku panggang khusus dengan bahan bakar kayu dan sabut kelapa.
Sambil terus dikipasi ikan-ikan yang telah dibersihkan dan dipotong dengan berbagai ukuran dibolak-balik agar matang. Ikan yang awalnya berwarna putih atau merah lama-kelamaan berubah hitam kecoklatan tanda mulai matang. Setelah matang ikan-ikan asap itupun di tata di luar gubug menunggu pembeli.
Menurut Ibu Tun para pembeli ikan asap ini selain pembeli rumahan (eceran) banyak pula para bakul atau pemilik rumah makan yang menjadi pelanggan tetap. Ikan-ikan asap dari pesajen ini selanjutnya dijual kembali ke berbagai tempat di Jepara.
“ Jadi berapapun hasil ikan asap dari sini selalu habis dibeli pembeli. Bahkan pada waktu-waktu tertentu sering kekurangan barang. Maklum ikan dari laut juga tidak selalu ada . Seperti musim hujan ini kadang seminggu tidak ada ikan “, katanya (Muin)