Jepara – Desa Kaliombo kecamatan Pecangaan merupakan desa kecil dengan jumlah penduduk yang tidak begitu banyak. Namun di bidang pendidikan desa ini cukup bagus karena ada SMP dan SMK . Selain warga desa Kaliombo warga tetangga juga sekolah di tempat ini.
Bahkan untuk SMKnya pernah memiliki siswa sejumlah 250 sehingga sekolah ini mendapatkan bantuan pusat berupa ruang pembelajaran dan juga peralatanlaboratorium. Tahun 2023 ini jumlah siswa SMKnya masih ada sekitar 140an.Selain itu juga mempunyai kegiatan ekstra Drumb Band.
Ini semua tidak terlepas dari perjuangan pengurus Yayasan Al Madina yang menaungi SMP Islam dan SMK Islam Al madina desa Kaliombo. Sampai saat ini dua sekolah ini masih berjalan dalam rangka mendidik penerus bangsa terutama di desa.
Ahmad Nurudin Ketua Yayasan Al Madina pada kabarseputarmuria mengatakan , awal berdirinya sekolah lanjutan pertama di desa Kaliombo modalnya nekad saja. Dengan modal Gedung Madrasah Diniyah ia memberanikan diri membuka pendaftaran sekolah lanjutan pertama.
Ia melihat banyak lulusan SD di desa Kaliombo yang tidak meneruskan pendidikan ke jenjang lanjutan pertama karena factor ekonomi. Hanya anak orang yang mampu yang melanjutkan ke luar desa baik ke MTS mapun SMP.
“ Melihat kondisi itu saya yang baru lulus dari IAIN Semarang prihatin dan tanpa perhitungan langsung membuka pendaftaran itu tahun 2004 kalau tidak salah jumlah siswanya pada waktu itu 44 orang. Seterusnya membuat proposal pengajuan SMP ke dinas “, cerita Nurudin.
Ia kira pengajuan sekolah cukup mudah tetapi nyatanya sangat rumit . Sehingga harus melalui proses yang panjang dan melelahkan. Lulusan pertama di sekolahnya bukan atas nama sekolahnya namun masih menginduk di SMP Terbuka Kedung. Baru membawa bendera Al Madina setelah beberapa tahun kemudian.
Begitu juga tempat untuk pembelajaran setelah resmi berjalan barulah mendirikan gedung dari tanah wakaf untuk pembelajaran Sekolah Menengah Pertama. Berkat kegigihan dan keuletan serta doa akhirnya Yayasan bisa berkembang dengan membeli tanah di sekitarnya.
“ Modal awal memang tanah wakaf selanjutnya kami bisa membeli tanah di sekitarnya dengan cara donasi dan juga mengefektifkan keuangan di Yayasan . Begitu SMP berjalan barulah kami mendirikan SMK yang awalnya MA dahulu “, kenang Nurudin.
Terkait pendirian SMK yang kini berjalan , awalnya adalah Madrasah Aliyah namun setelah dua tahun berjalan dengan pertimbangan sana sini sekolah itupun diubah menjadi SMK. Pertimbangan pendirian SMK selain belum ada di desa tetangga juga menyambung dengan SMP yang dulu didirikan .
“ Untuk ceritanya mendidikan SMK ini juga cukup panjang dan melelahkan juga awal awalnya . Sebelum bisa ujian sendiri harus menginduk ke sekolah lain. Yang satu jurusan ikut SMK di Jepara yang satu jurusan ikut SMK di Demak .Alhamdulillah sekarang sudah ujian di tempat sendiri “, tambah Nurudin.
Terkait kegiatan Drumb Band yang membutuhkan biaya yang besar awalnya juga modal nekad . Ketika itu sekolah hanya punya modal Rp 2,5 Juta padahal biaya yang dibutuhkan hampir Rp 30 juta. Akhirnya kekurangannya pinjam yang kemudian diangsur.
Kegiatan Drumb Band inilah yang menurut Ahmad Nurudin menjadi salah satu daya tarik siswa bauk SMP maupun SMK untuk bersekolah di desa Kaliombo. Sehingga jika ada warga yang mengundang dan tidak dalam kegiatan sekolah fihak sekolah menerima dengan senang hati. Adapun biaya tidak mahal yang terpenting akomodasi dan tranportasi terpenuhi.
“ Untuk hari hari ini karena cuaca yang cukup panas kami menolak beberapa undangan karena melihat situasai dan kondisi untuk kesehatan siswa . Mestinya sayang sih namun karena untuk keamanan dan keselamatan siswa ya bagaimana “, kata Nurudin.
Mengelola sebuah Yayasan memang banyak suka dan dukanya oleh karena itu dalam menjalankan roda Yayasan Pendidikan ia banyak melakukan do’a kepada Allah SWT. Diantara kegiatan rutin setiap hari Minggu pagi satu jam Pelajaran digunakan untuk Istighosah seluruh siswa dan guru.
Dengan cara itulah kondisi sekolah dan Yayasan berjalan dengan baik . Para siswanya mauoun guru bisa dikondisikan sehingga proses belajar dan mengajar berjalan dengan lancar . Selain itu operasional keuangan sekolah juga berjalan dengan baik. Sehingga Yayasan setapak demi setapak terus mengembangkan diri baik fisik dan mutu pendidikannya.
“ Ya kita banyak belajar dari Yayasan Yayasan pendidikan yang lain , kita ambil sisi positifnya dan kita jalankan. Yang terpenting banyak do’a yang kita jalankan dalam bentuk istighosah , Alhamdulillah Yayasan berjalan baik hingga saat ini ya ada 15 tahunan “, tutup Ahmad Nurudin yang guru PNS yang mengajar di Kudus. ( Pak Muin)