Jepara – Salah satu mesjid di Jepara yang mencerminkan kabupaten Jepara sebagai penghasil kerajinan ukiran kayu jati adalah Mesjid “Baitur Rohim” desa Petekeyan kecamatan Tahunan. Tidak itu saja desa ini juga merupakan desa wisata Kampoeng Sembada Ukir yang juga penghasil meubel kayau jati dengan ukirannya. Jadi pantaslah jika warga membangun mesjid dengan nuansa ukiran kayu yang bernilai milyaran rupiah.

Jika anda ingin melihat dari dekat kondisi mesjid yang kaya ukiran ini datang saya ke desa Petekeyan . Lokasinya ada di pinggir jalan desa Semat menuju ke desa Petekeyan. Kalau anda dari arah perempatan Mantingan terfus saja ke selatan jika ada penunjuk jalan terus saja masuk ke arah jalan Petekeyan menuju Semat. Atau menyusuri jalan paving blok gang Kampung Sembada ukir .

Ketua Ta’mir Mesjid Baitur Rohim desa Petekeyan Drs. KH. Nur Khandir kepada kabarseputarmuria mengatakan, sebelum di renovasi empat tahun yang lalu. Mesjid “Baitur Rohim” merupakan peninggalan Simbah Ageng Abdillah yang merupakan wali desa Petekeyan. Dulu bentuknya layaknya mesjid dulu bentuk limas seperti mesjid Agung Demak dan mesjid kuno lainnya.

“ Nah dengan jaman yang terus berkembang dan jumlah yang semakin banyak serta ada tanah wakaf maka empat tahun yang lalu mesid ini di renovasi dari hasil musyawarah. Semua warga menyetujui renovasi mesjid dengan melebarkan bangunan dan juga bentuknya era kekinian”, kata KH. Nur Khandir Jum’at 10/3/2023

Masjid Baitur Rohim yang mulai di renovasi pada tangal 24 Februari 2019 dengan peletakan batu pertama di hadiri KH. Masduki Ridwan. Adapun arsitek pembangunan mesjid adalah Edi,ST dari Jepara yang mengkonsep mesjid ini dengan corak minimalis modern. Namun dalam perkembangannya ada perubahan karena kearifan lokal desa Petekeyan. Sebagai desa Wisata Kampoeng Sembada Ukir maka didalam bangunan masjid di tambah unsur ukiran dari kayu jati.

“ Memang awalnya bentuk atau gambar mesjid ini model minimalis yang menonjolkan kehalusan dan lekak lekuk bangunan saja. Namun karena ada masukan masukan yang terkait Jepara sebagai penghasil Kayu berukir maka nuansa ukir diletakkan pada dinding dan jendela yang dahulu kaca digantikan ukiran kayu jati “, tambah H. Nur Khandir.

Ketika ditambah dengan nuansa ukiran kayu jati mulai dari mihrab dan dinding dindingnya maka nuansa tardisi lama muncul . Apalagi masjid dahulu terbuat dari kayu jati sehingga kayu kayu jati dahulu yang sedianya dijadikan kusen jendela kini dijadikan ukiran yang dipasang dibebera bagian masjid. Kekurangannya diambilkan kayu baru hasil dari jariyah warga desa Petekeyan dan donatur lainnya.

“ Alhamdulillah setelah 4 tahun dari peletakan batu pertama masjid ini sudah bisa dilhat baik dari luar dan dalamnya . Selain itu jamaah yang shalat menjadi lebih nyaman karena lebih luas . Selain itu masjid ini sebagai monumental atau peninggal untuk anak cucu kelak. Terutama seni ukirnya sehingga kelak generasi pengukir dari desa Petekeyan terus ada “, tambah H. Nur Khadir lagi.

Selain itu Ia berharap dengan selesai hingga 100 persen nanti ia berharap Mesjid ini menjadi kebanggan warga NU khususnya di desa Petekeyan dan Umumnya di Jepara. Karena Mesjid Baitur Rohim Petekeyan ini mesjid pertama di Jepara yang memasang logo NU di papan nama mesjid. Sesuai dengan himbauan dari PBNU bahwa semua mesjid warga Nahdliyin agar di pasang logo NU di papan mesjid. (Muin)