DEMAK – Sudah dari dulu, Kota Demak terkenal dengan bermacam jambu airnya. Tidak heran jika penjual buah ini banyak dijumpai di are Demak, termasuk di kawasan wisata religi makam Sunan Kalijaga.
Ada beberapa jambu air yang menjadi kekhasan Kota Demak, diantaranya Jambu Air Delima, Jambu Air Citra, dan Jambu Air Madu.
Meskipun begitu, Jambu air ini tidak bisa dinikmati setiap saat. Karena harus menunggu musim panen lebih dahulu, dan tidak setiap waktu bisa berbuah.
Kartena sudah terkenal dengan kekhasannya, jenis-jenis jambu air ini banyak diperjualbelikan di berbagai tempat wisata, termasuk di kawasan wisata religi makam Sunan Kalijaga.
Salah satu pedagang jambu air di sana, Aminasih (39) mengatakan, harga jambu air khas Demak tidak bisa ditetapkan. Tergantung musim panen dan jumlah hasil panenan dari para petani.
“Harganya naik turun tergantung musim panen. Kalau lagi rame yang panen, harganya bisa mencapai 4 ribu perkilo. Tapi kalau panennya tidak barengan mahal harganya, sekarang saya jual 30 ribu perkilo,” ucapnya.
Ia juga mengatakan, seringkali harus mencari di kota lain untuk memnuhi kebutuhan penjualan ketika tidak ada petani di Demak yang bisa panen.
“Karena musiman, kalau tidak ada yang panen di Demak biasanya saya cari di Jepara atau Kudus,” tutur Aminasih, penjual jambu air yang sudah 10 tahun berdagang di kawasan tersebut.
Sementara itu, Koswati (55) yang juga berjualan jambu air di area makan Sunan Kalijaga mengatakan, berjualan di area tersebut tidak selalu ramai setiap harinya. Hanya di hari-hari tertentu saja dagangannya bisa habis.
“Jualan di sini ramenya hari sabtu sampai minggu, kalau hari biasa sepi. Saya jual tergantung sortiran. Ada yang per-kilo Rp 20 ribu, yang super per-kilonya Rp 25 ribu, dan yang bungkusan dua-nya Rp 15 ribu,” jelasnya.
Ia juga bercerita, jika dagangannya sepi pembeli, terpaksa harus membuangnya dan membuat dirinya mengalami kerugian.
“Kalau sepi jambunya tidak laku, buang terus banyak yang busuk dan rugi sudah biasa,” ucapnya. (cr10/mg2)
Sumber Info : JOGLO JATENG