Semarang  – Mahasiswa KKN Reguler Dari Rumah Ke-77 Kelompok 14 sukses adakan Webinar Moderasi Beragama. Acara ini diikuti oleh kurang lebih 85 perserta webinar yang notabennya adalah mahasiswa. Tidak hanya mahasiswa UIN Walisongo saja ada juga dari Universitas lain seperti UPS TEGAL, IAIN Kudus, STEKOM, Poltekes Kemenkes Semarang bahkan IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Penyelenggaraan Webinar ini secara dari yaitu melalui media Zoom Meeting dan Live Streaming Youtube KKN Kelompok 14 pada Sabtu (23/10/2021)

Diadakannya webinar “Peran Mahasiswa dalam Mewujudkan Moderasi Beragama” ini bertujuan agar mahasiswa dapat berperan serta dalam merealisasikan Moderasi Beragama dimana usaha kreatif mahasiswa untuk mengembangkan suatu sikap keberagamaan di tengah berbagai desakan ketegangan, contohnya seperti antara klaim kebenaran absolut dan subjektivitas, antara interpretasi literal dan penolakan yang arogan atas ajaran agama, juga antara radikalisme dan sekularisme. 

Dalam pelaksanaannya, tim KKN Kelompok 14 mendatangkan narasumber yang sangat luar biasa yaitu Dosen sekaligus Kepala Prodi Ekonomi Islam FEBI UIN Walisongo Semarang, Bapak Drs. H. Yusuf Mujaddid, M.Ag dan Bapak Raden Arfan Rifqiawan, M.Si selaku Dosen Pembimbing Lapangan juga ikut hadir dalam webinar ini.

Judul ini sangat menarik, “Moderasi Beragama berarti tentang bagaimana mahasiswa membantu mensosialisasikan moderasi beragama sehingga tercipta masyarakat yang harmonis, rukun, sejahtera dan bahagia. Moderasi Beragama terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 143 yang pada intinya membahas tentang kita beragama harus tengah-tengah maksudnya bisa membagi waktu antara kehidupan dunia dan akhirat,” Ungkap Pak Raden dalam sambutannya.

Dalam pembukaan materi webinar, Bapak Ade Yusuf menjelaskan bahwa, “Ada beberapa kata kunci, yang pertama Peran, yang kedua Mahasiswa, yang ketiga Moderasi dan yang keempat Beragama. Kata Peran itu sendiri menunjuk kepada apa yang harus dilakukan oleh mahasiswa, Mahasiwa adalah satu masa usia yang bergengsi sekaligus seksi, dimana mahasiswa bisa melakukan berbagai hal ynag berkaitan dengan pengembangan diri sekaligus menjelaskan moderasi beragama.” Jelasnya.

Pak Ade juga menjelaskan bahwa ada 5 hal yang penting untuk menjadi perhatian dari mahasiswa. “Yang pertama, Belajar dari dan dengan sumber yang otoritatif. Yang kedua, Berupaya mengklarifikasi setiap ada info yang diterima (Cek and Recek). Yang ketiga, Tidak memproduksi atau mereproduksi berita yang hoax. Yang keempat, Mengembangan silaturahmi dan silatufikri. Kemudian yang terakhir, Mengisi kegiatan yang memfasilitasi interaksi umat/masyarakat untuk dapat merajut harmoni.”

Pada w    ebinar moderasi beragama ini meriah sekali dengan hidupnya diskusi dari banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh peserta webinar. Salah satunya ada pertanyaan yang menarik perhatian yaitu dari saudara Rizky Shawal Saputra mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon. 

“Apa saja tantangan mahasiswa untuk bermoderasi beragama, lalu bagaimana untuk meningkatkan rasa toleransi kita?” Tanyanya.

Tak kalah menarik, jawaban dari Pak Ade sangat memotivasi mahasiswa. 

“Tentang tantangan moderasi bagi mahasiswa, tantangan itu sesuatu yang mengancam kita dengan berita-berita hoax menyangkut selebritis, menyangkut politis, menyangkut ulama dan sebagainya. Kadang kala ada simpang siur mana yang benar dan mana yang salah, maka tantagan bagi mahasiswa adalah menyeleksi, melilah dan memilih informasi yang haq atau benar. Jadi ketika ada informasi yang menurut kita lakukan, maka lakukan dengan tabbayun yaitu melukan upaya mencari pendapat yang paling benar. Selanjutnya banyak godaan mahasiswa dari paham-paham yang ada di negara kita maka harus ditanyakan dulu dengan dosen kita, dengan guru kita atau dengan ulama. Jawaban dari pertanyaan yang kedua, menyibukkan diri dengan kegiatan positif, membaca buku, aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, mengikuti kegiatan ta’lim dan lain sebagainya yang menurut kita bermanfaat.” Jelas Pak Ade.

Sebagai mahasiswa kita patut menjalankan apa yang menjadi kewajiban kita tetap menjalankan sesuai dengan syariat islam dengan menanamkan pada diri membangun citra sebagai manusia yang kamil dan umat yang khair secara pribadi maupun kolektif yang bersedia dan mampu mengemban amanah.

Penulis : Ema Afwatunnisa & Pratama Widyaningsih (Kelompok 14)