Jepara – Imbas Covid 19 di negara Indonesia memang melumpuhkan beberapa sector usaha. Namun bagi pak Prasudi warga desa Ngeling kecamatan Pecangaan kabupaten Jepara . Covid tak melumpuhkan usahanya. Namun ada sedikit penurunan dibandingkan sebelum Covid 19.
“ Ya ada pengaruhnya namun tidak begitu besar ,paling turunnya penjualan ya sekitar 20 -30 persen saja. Sehingga pasokan barang dan penjualan tetap stabil setiap harinya”, aku pak Prasudi dilapaknya sebelah Gereja desa Ngeling.
Pak Prasudi membuka usaha jualan berbagai kayu gelondong mulai dari kayu jati , Mahoni ,Durian dan nagka sudah lebih 10 tahun. Ia berjualan mengontrak tempak milik KUD setempat. Dagangan berupa kayu disuplai dari Jepara dan sekitarnya. Ia jual bentuk gelondongan dengan sistem borongan.
“ Kita jualnya tidak sistem kubikan namun bentuk gelondongan. Nanti pembeli memilih beberapa gelondongan nanti kita minta pembeli sejumlah harga dan pembelipun manawarnya. Setelah sepakat baru dibayar “, tambah pak Prasudi.
Selain pembeli local Jepara pelanggan pak Prasudi bebera diantaranya ada yang datang dari Kudus dan Demak. Mereka adalah para pengusaha mebel mulai perabotan rumah tangga seperti kursi, buffet , bangku dan yang lainnya. Sedangkan khusus pelanggan dari Demak rata rata adalah pengrajin perahu dan kapal untuk menangkap ikan.
Ditempat yang sama Mualimin (45) pengarajin pintu rumah mengatakan yang sama penjualan produk pintu buatannya tidak ada pengaruh dengan Covid 19. Setiap waktu ia masih menerima orderan membuat pintu dari para pelanggannya. Sehingga seminggu dua kali ia belanja kayu gelondongan ke tempat pak prasudi. Sekali belanja kayu ia menngeluarkan uang Rp 2-2,5 juta rupiah.
“ Ya sama dengan pak Prasudi ada sedikit penurunan , sehingga usaha saya tetap jalan sampai sekarang. Ya di rumah ada teman yang bantu membuat pintu. Untuk harga pintu satu pasang ya kisaran mulai Rp 1.500.000 “, kata Pak Mualimin warga Dongos kecamatan Kedung pada kabarseputarmuria. (Muin)