Tempur, Jepara – Desa Wisata Tempur yang berlokasi di Keling, Jepara termasuk wisata outdoor yang sudah dibuka saat era pandemi ini. Saat liburan akhir pekan banyak sekali masyarakat yang antusias untuk mendatangi lokasi tersebut untuk sekedar jalan-jalan dan berswafoto. Meski begitu, dikhawatirkan akan menimbulkan cluster baru penyebaran Covid-19 bila banyaknya masyarakat yang tidak menjalankan protokol kesehatan dengan baik dan disiplin.

Menurut saudari Rofi selaku warga setempat, bahwa setiap sabtu dan minggu merupakan waktu yang banyak pengunjungnya ada yang hanya sekedar berswafoto atau pun menikmati indahnya desa ini.

Maka dari itu penegakkan protokol kesehatan di era pandemi ini sangatlah penting bagi kebaikan bersama, salah satu penegakkan protokol tersebut dengan menerapkan memakai masker baik di dalam dan luar rumah. Seperti salah satu mahasiswi KKN MIT DR UIN Walisongo Kelompok 7, Fathma Annifisya Prihandini yang memberikan masker kain batik kepada para penjual dan pengendara di sekitar Desa Wisata Tempur, Jumat (22/1). Pemberian ini merupakan salah satu tindakan penegakkan protokol kesehatan dini.

“Kita harus saling mengingatkan masyarakat agar selalu waspada dan hati-hati dalam menjaga keamanan lingkungan dan keluarga tercinta dengan menerapkan 3M protokol kesehatan, seperti mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker,” kata Fathma Annifisya Prihandini.

Namun disayangkan kesadaran masyarakat untuk memakai masker di daerah pedesaan masih minim. Maka dari itu adanya pemberian masker kain batik ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, agar terlindungi dari Covid-19.

Salah satu warga, Ayun menyampaikan, “bagi-bagi masker kain ini sangat berguna bagi kami selain coraknya yang bagus dan bisa kami pakai berulang-ulang serta kegiatan ini patut dicontoh karena banyak manfaat yang dapat di ambil,” paparnya.

Tetap gunakan masker dan selalu mematuhi 3M protokol kesehatan merupakan langkah utama dalam menjaga dan melindungi kesehatan bersama dari Covid-19.