Jepara – Angka warga yang positif Covid 19 di Jepara terus bertambah bahkan ada orangtuaa siswa yang positif terkena virus ini membuat simulasi pembelajaran tatap muka di SMPN I Kembang di hentikaan. Langkah yang dilakukan Disdikpora untuk mengembalikan pembelajaran jarak jauh ini demi keamanan dan kenyamanan.
“Simulasi pembelajaran tatap muka di SMP N 1 Kembang kami hentikan, dan dikembalikan ke pembelajaran jarak jauh (PJJ),” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Jepara, Agus Tri Harjono, Selasa (1/12/2020), di kantornya. Ikut mendampingi Haryanto, Kabid SMP Disdikpora Jepara.
Pada Hari Senin di sekolah ini mengadakan simulasi pembelajaran Tatap Muka sekaligus Pelaksanaan Penilaian AKhir Semester atau PAS . Namun pada hari kedua ada orang tua wali siswa yang positif terkonfirmasi covid. Untuk langkah kehatian hatian agar tidak menyebar maka simulasi PTM dan pelaksanaan PAS dikembalikan lagi dengan sistem jarak jauh atau Daring.
Untuk menjaga agar tidak terus menyebar Agus meminta untuk diadakan SWAB khususnya pada siswa yang orangtuanya terkonfirmasi , saudara , teman dan seorang guru yang masih ada hubungan keluarga dengan pasien. Ini semua dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran covid.
Berkaitan dengan informasi ini Humas Satgas Covid Jepara mengatakan , semua warga Jepara harus kembali melakukan protokol kesehataan covid baik di rumah maupun keluar rumah . Terutama orang tua siswa yang anaknya melakukan kegiatan Pembelajaran Tatap Muka harus benar benar diperhatikan kegiatannya dan benar benar melakukan protokol kesehatan,
“Protokol kesehatan memakai masker, menghindarkan kerumunan dan mencuci tangan pakai sabun harus menjadi kebiasaan sehari-hari. Jadi bukan hanya saat berada didalam sekolah. Sebab yang tidak kita inginkan bisa saja terjadi di luar lingkungan sekolah, tertularnya anak karena tidak didiplin dalam menjalankan protokol kesehatan,” ujar Wahyanto.
Sementara fihak sekolah juga harus memastikan agar siswa patuh protokol kesehatan saat berada diluar sekolah. “Jangan sampai ketika siswa keluar pintu gerbang terus mengabaikan protokol kesehatan. Apalagi jika harus naik angkutan umum,” ujarnya.