Demak – Menperin Agus meninjau pabrik elektronik PT Hartono Istana Teknologi di Sayung, Demak, Jawa Tengah, pada Senin kemarin. Menurutnya, industri elektronik merupakan salah satu sektor manufaktur yang mendapat prioritas pengembangan sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0.

“Pertama, tujuan kunjungan kami ke pabrik Polytron ini dalam rangka melihat langsung penerapan protokol kesehatan sesuai dengan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah,” tuturnya dalam rilis yang diterima IndonesiaDev, Selasa (23/6/2020).

Ternyata, di setiap fasilitas pabriknya, perusahaan sudah menunjuk satu orang karyawan yang bertugas memastikan protokol kesehatan sudah dijalankan dengan baik setiap harinya. “Ini satu hal positif. Kami juga bisa lihat bahwa Polytron relatif sudah menerapkan industri 4.0 atau digitalisasi, sehingga tidak terlalu bermasalah dalam mengatur physical distancing,” ungkapnya.

Selain memantau penerapan protokol kesehatan, ia pun ingin mendapat laporan langsung terkait dampak pandemi Covid-19 terhadap penjualan dan utilisasi. Penjualan produk Polytron memang sempat mengalami tekanan, penyebabnya adalah menurunnya permintaan dan juga akibat keterbatasan mobilitas karena PSBB.

“Karena keterbatasan mobilitas dan juga banyak toko atau retail yang belum buka, maka terjadi gangguan dari penjualannya,” ungkap Agus.

Namun mulai awal Juni, sudah terlihat ada rebound terhadap penjualan sejumlah produk PT Hartono Istana Teknologi. “Ini kasus yang unik, mungkin karena Polytron sudah punya kredibilitas di pasar, sehingga tidak terlalu mengalami tekanan,” imbuhnya.

Menperin menambahkan, pihaknya bertekad untuk terus memperdalam struktur industri elektronik di dalam negeri sehingga bisa memacu daya saingnya hingga kancah global. “Misalnya, dalam proses produksi TV, di supply chain-nya, kami ingin semaksimal mungkin komponen yang digunakan adalah dari dalam negeri,” tegasnya.

Menteri AGK optimistis, impelementasi kebijakan optimalisasi penggunaan komponen lokal akan mendorong substitusi impor.

“Itu bisa membantu pada aspek supply chain. Sedangkan, untuk industri seperti Polytron, bisa menekan biaya karena tidak menggunakan mata uang dolar untuk pembelian komponen. Hal ini juga akan memperkuat kondisi rupiah kita. Jadi, banyak sekali multiplier effect yang bisa kita capai,” tandasnya.

PT Hartono Istana Teknologi merupakan perusahaan manufaktur yang menghasilkan berbagai produk elektronika jenis audio video, telepon seluler dan kebutuhan rumah tangga dengan merek Polytron.

Memiliki tiga pabrik di Jawa Tengah dengan luas total mencapai 69 hektare, perusahaan yang berstatus penanaman modal dalam negeri ini mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 10 ribu orang.

Sumber: Kementerian Perindustrian RI