Jepara – Jika anda kebetulan lewat SPBU ( Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) desa Krasak kecamatan Pecangaan jika pagi hari anda pasti melihat Gerobag Bolang Baling yang terparkir disebelah Selatannya. Yang menunggui adalah mas Abdul Rahman bujangan asli Batang yang sudah satu tahun merantau di Jepara. Sebelum bekerja sebagai penjual kue balong baling , cakue dan tali pedot ia bekerja sebagai penjaga toko pakaian.
Mas Abdul Rohman membuka lapaknya sekitar pukul lima pagi . Gerobagnya setiap hari dititipkan di sekitar SPBU jik pagi tiba gerobag itu diparkirkan dipinggir jalan .Dari kontrakannya ia hanya membawa adonan yang akan dibuat bolang baling ,cakue dan tali pedot. Setelah membersihkan gerobag tempat dagangan, iapun menyalakan kompor ,memasang wajan besar dan menuangkan minyak. Selanjutnya adonan itupun digoreng dalam wajan sampai matang.
“ Kalau bolang baling dan cakue saya bawa dari kontrakan sampai sini ya sudah dingin. Bolang baling dan cakue dimakan lebih enaknya masih hangat . Sehingga saya nggorengnya juga dikit dikit . Kalau persediaan habis saya nggoreng lagi “, kata Abdul Rohman pada kabarseputarmuria.
Abdul Rohman mengaku ia hanya menjaga gerobag saja , semua bahan yang menyediakan bosnya. Mulai beli bahan baku , meramu bahan hingga bahan jdi adonan siap ada yang membuat sendiri. Tugasnya hanya menggoreng dan menjualnya di area seputaran SPBU Krasak. Begitu juga jika dagangan masih yang dikembalikan ke bosnya lagi.
Sebelum menjaga gerobag bolang baling ini ia bekerja sebagai penjaga toko pakaian. Namun karena dirasakan tidak nyaman iapun pindah pekerjaan sebagai penjaga gerobag baling baling. Ia mengaku hanya tamatan SMP saja , sebelum bekerja ia sempat mondok di Batang selama 3 tahun. Sehabis mondok itulah ia mulai bekerja sampai sekarang ada tiga tahunan.
“ Kelihatannya warga Jepara suka makanan bolang baling ini . Meskipun sekali beli hanya Rp 5 ribu – Rp 10 ribu namun mereka pelanggan setia . Setiap hari banyak belinya untuk keluarga mereka di rumah. Selain itu ada juga karyawan pabrik yang setiap hari beli untuk cemilan di tempat kerja “, kata Abdul Rahman
Berjualan makanan pinggir jalan menurut Abdul Rahman banyak sukanya daripada dukanya. Setiap hari dagangan selalu habis sehingga bosnya senang. Setiap bulan ia digaji Rp 1 Jutaan dan jika dagangan selalu habis ia dapat tambahan bonus dari bosnya. Gaji yang diterima menjaga gerobag baling baling ini lebih besar dibandingkan menjaga toko pakaian. Selain itu jm kerjanya juga tidak lama yaitu jan 5 sampai jam 10 pagi ( lima jam).
Meski saat ini ia hanyalah penjaga gerobag milik bosnya ,namun dalam pikirannya ke depan ia ingin punya usaha sendiri sehingga disela sela kerjanya itu ia mempelajari bagaimana cara membuat adonan yang baik. Untuk menggorengnya ia sudah mahir , sedangkan penjualannya atau pemasaran ia juga sudah pengalaman menjaga gerobag dipinggir jalan .(Muin)