Demak – Delapan orang relawan Sibat PMI Demak yang dikirim ke lokasi bencana Palu Sulawesi Tenggara sampai di lokasi langsung melakukan kegiatan . Tim yang beranggotakan Sibat dari Desa Kedungmutih dan Berahan Wetan kecamatan Wedung ini melaksanakan kegiatan di Dapur Umum dan Pembuatan hunian Sementara bagi pengungsi korban bencana Gempa ,Tsunami dan tanah longsor Palu.

Husni Walid salah satu relawan yang di hubungi kabaredemak mengatakan , suasana lokasi bencana cukup mencekam pemandangannya. Sepenglihatan tampak kerusakan dimana-mana . ratusan rumah hancur ,luluh lantak . Tanahpun tampak terbelah belah  dan material bekas bencana masih berserakan dimana-mana.

“ Untuk mengembalikan seperti semula kelihatannya mebutuhkan waktu yang lama , karena pemukiman warga hancur luluh lantak bercampur dengan tanah. Rumah tembok rumah kayu semua hancur. Butuh waktu dan tenaga banyak untuk mengambalikannya “, kata Walid.

Ditambahkan , Tim Sibat Demak setelah sampai di lokasi langsung masuk ke dapur umum menyediakan akomodasi bagi para relawan dan juga pengungsi. Selain Sibat Demak  di dapur umum juga bergabung relawan PMI dari daerah lain. Mereka berbaur jadi satu saling bantu untuk menyediakan makanan. Dengan ketrampilan yang dipunyai mereka memasak dengan menu ala bencana alam.

“ Untuk dapur umum kita sibat Demak sudah berkali kali mengalami di berbagai tempat , baik dalam kondisi pelatihan atau bencana. Kemarin kita di Lombok juga ikut terlibat di Dapur umum. “,tambah Walid.

Selain di dapur umum , beberapa rekannya ditugaskan untuk membuat hunian sementara bagi pengungsi . Hunian itu terbuat dari papan dan triplek yang digunakan untuk menampung para pengungsi yang rumahnya rusak parah. Dengan keahlian sebagai tukang kayu merekapun tidak kesulitan untuk melaksanakan tugas yang diberikan . Dengan sigap mereka membuat rumah rumah kecil di beberapa tempat.

Walid menambahkan rencana Sibat PMI Demak yang ditugaskan di Palu ini sebulan. Namun demikian fihaknya melihat situasi dan kondisi lapaangan. Namun demikian untuk tahap pertama ini minimal 10 hari mereka melakukan kegiatan social di sana. Jika ada perintah lagi dan kondisi memungkinkan merekapun akan bergerak ke Palu lagi. (Muin)