JEPARA  – Sungai Pecangaan di Desa Karangrandu, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, diduga tercemar limbah industri. Selain berwarna kehitaman, sungai yang tak jauh dari permukiman itu juga mengeluarkan aroma tak sedap.

Tokoh masyarakat Desa Karangrandu, Kholif Mukafi, mengatakan, dalam satu pekan ini bau menyengat kian menusuk hidung. Warga berharap ada perhatian dari pemerintah setempat menyusul sungai Pecangaan selama ini merupakan sumber kehidupan bagi mereka. Selain menjadi air baku, sungai ini juga dimanfaatkan sebagai irigasi pertanian.

“Kondisi sungai sangat memprihatinkan. Warnanya menghitam dan baunya tidak enak. Dulunya sungai Pecangaan itu jernih,” kata Mukafi, Rabu (9/8/2017) seperti dilansir dari Kompas.com.

Kabarseputar muria Minggu (13/8) kemarin mengecek ke lapangan memang air di sungai Karangrandu tepatnyadi depan Pasar Sore masih menghitam dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Selain itu juga mencemari sumur yang berada di dekat sungai . Setidaknya ada puluhan  sumur warga yang berubah warna air dan juga bauanya.

Akibatnya air sumur yang biasanya bisa digunakan untuk mandi dan keperluan lain kini tak layak untuk dikonsumsi. Mereka yang sumurnya tercemar untuk keperluan seperti memasak banyak yang minta air pada tetangga yang rumhanya jauh dari sungai. Bahkan untuk minum banyak diantaranya yang beli air gallon.

“Dengan kondisi air yang kayak begini jelas tidak layak konsumsi mas , untuk pengairan sawah saja tidak layak apalagi dikonsumsi manusia . Hitam dan baunya menyengat bikin muntah “, kata Sukahar warga desa Karangrandu pada kabarseputarmuria.

Sukahar mengatakan penyebab dari tercemarnya air di sungai Karangrandu ini ada beberapa sebab , bisa dari limbah pabrik yang berada di Hulu . Bisa juga dari limbah rumah tangga dan juga home industry seperti perusahaan Tahu. Ia belum bisa mengklaim bahwa penyebabnya limbah industry di desa Gemulung dan sekitarnya.

“ Jika benar dari sana mestinya yang dahulu kena dampak adalah daerah atas .Namun selama ini tidak ada kabarnya air sungai di sana tercemar. Justru sampai di sini baru kelihatan hitam dan bau . Bisa juga cemaran itu dari sekitar Karangrandu sendiri misalnya limbah rumah tangga dan industry Tahu di desa tetangga. Ini perlu penelitian yang setelitinya “, kata Sukahar yang mempunyai usaha pisang Molen.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jepara berencana menerjunkan tim untuk mengkaji lebih dalam masalah perubahan yang terjadi pada Sungai Pecangaan. Meski demikian, pihaknya sudah berupaya mengecek kondisi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) industri garmen sekitar Sungai Pecangaan.

“Uji laboratorium buangan air limbah industri setempat menyebut hasilnya di bawah baku mutu atau masih bisa ditoleransi. Perubahan warna air tidak bisa dijadikan patokan jika air berbahaya. Kami masih menelusuri karena banyak sampah yang menumpuk di sungai juga,” kata Kabid Penataan dan Penataan DLH Kabupaten Jepara, Aris Widjanarko.(Muin)