Jepara – Salah satu pondok pesantren yang melahirkan hafidz dan Hafidzoh di Jepara adalah Pondok pesantren Roudlotul Qur’an desa Pecangaan Kulon Kecamatan Pecangaan. Pondok pesantren ini didirikan sejak tahun 2018 dan berjalan baik hingga saat ini. Pada tahun 2025 ini mewisuda 11 santri putri yang digelar pada hari Sabtu 18/1/2025.

Pimpinan dan Pendiri Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an KH. Syaihul Islam, S Ag , Alhafidz mengatakan pondok pesantren yang dirintisnya sejak tahun 2018 itu menampung santri dari berbagai penjuru. Tidak hanya dari Jepara saja namun datang dari luar Jawa Tengah seperti  Jawa Timur dan Banten.

“ Alhamdulillah pada tahun 2025 ini ada 11 santri putri yang sudah menyelesaikan pembelajaran . Mereka ada yang datang dari Kendal , Jepara , Tangerang dan Lamongan. Semoga ilmu yang didapatkan bermanfaat untuk dirinya dan juga orang lain. Selain itu ada yang Binazdri 41 santri “, kata H. Syaihul Islam.

Selain metode menghafal bilhifdi  , pembelajaran alqur’an di pondok pesantrennya adalah membaca tartil atau binadzor biasanya yang belajar adalah anak anak . Kedua pembelajaran itu bisa diikuti oleh siapa saja yang ingin mondok di pesantrennya.

“ Untuk yang binadzor ini biasanya anak anak mulai dari SD/MI,MTs/MA . Sedangkan untuk bilhifdi ini biasanya santri santri yang telah selesai binazhor kemudian lanjut ke bilhifdi . Biasnya mereka itu adalah pelajar setingkat SMA/MA dan juga yang telah lulus teris mondok disini  “, tambah H. Syaihul Islam.

Acara Wisuda yang berlangsung di Halaman Pondok pesantren Roudlotul Qur’an desa Pecangaan berlangsung meriah. Selain dihadiri para wisudawan dan wisudawati juga hadir keluarga. Mereka berharap ilmu yang didapatkan dipondok berkah di dunia dan akherat.

Nadiyah salah satu santri putri yang telah menyelesaikan pembelajaran al qur’an bilhifdi mengatakan, terima kasih kepada semunya utamanya romo yai dan ibu nyai . Keduanya telah mengajarkan ilmu kepadanya  hingga ia bisa menyelesaikan pembelajaran di pondok. Semu aitu ia menjadi kenangan yang tak bisa dilupakan.

“ Alhamdulillah meski banyak rintangan namun semuaya itu menjadi penyemangat saya. Sehingga hari ini saya telah selesai pembelajaran ini. Selanjutnya ijin boyong pulang ke Lamongan kepada pa kyai dan bu nyai “, kata Nadiyah yang asli Lamongan Jawa Timur.