Demak – Bagi Jarir ( 55) warga desa  Mutih Kulon RT 02 RW 01 kecamatan Wedung menjadi anggota Linmas ( Perlindungan Masyarakat ) adalah panggilan hati . Tidak semua orang mau menerima atau dengan senang hati menjadi anggota Linmas. Apalagi yang masih berjiwa muda mereka senang berkegiatan lain.

Namun bagi dirinya menjadi Linmas adalah kerja sosial pada desa. Selain tak ada gaji tetap menjadi Linmas harus siap kerja keras. Meskipun kadang kala juga ada senangnya karena dapat uang lebih. Namun tidak setiap hari hanya pada event event tertentu misalnya Pemilu.

“ Kalau pas Pemilu memang ada honor ataua bayaran khusus , tapi kerjanya ya full dari pagi hingga malam. Kadang tidak sehari pas hari H namun bisa 2-3 hari karena administrasi belum selesai “, kata Jarir pada kabarseputarmuria usai Upacara 17/8/2024 di lapangan desa Mutih Kulon.

Jarir menambahkan ia menjadi linmas kalau dihitung sudah ada 10 Tahun lebih. Ketika itu ada kekurangan tenaga linmas iapun ditawari oleh petugas dari desa. Dengan senang hati iapun menerima tawaran itu hitung hitung kerja sosial di desa. Ia tidak berpikir tentang bayaran dan lainnya

“ Saya sudah tahu menjadi linmas bisa dikatakan kerja sosial tidak ada gaji atai bengkok seperti halnya perangkat desa. Jadi kalau sudah mau gabung ya harus siap tenaga. Tapi saya jalani dengan senang hati “, tambah Jarir.

Selain kerja sosial sebagai Linmas ia juga aktif dalam kelompok tani  karena sehari harinya sebagai petani menanam padi. Di bidang pertanian ini ia aktif sebagai darma tirta yang bertugas untuk mengurus kelancaran air untuk pengairan pertanian.

Jika ada kesulitan terkait pengairan sawah ia berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat baik Kepala desa dan perangkat. Mengurus jalannya air dari atas atau dari Waduk Kedungombo agar petani tidak kekurangan air ketika menanam padi. Lahan pertanian di desa Mutih Kulon selain mengandalkan aliran air dari atas juga air hujan.

“ Ya profesi apa dibuat senang saja mas yang penting badan sehat bisa kerja “, kata Jarir menutup sua.

(Pak Muin)