Demak – Desa Merdeka : SD Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak saat ini mempunyai gedung perpustakaan yang cukup bagus. Selain bangunan yang megah koleksi bukunya juga beragam . Sehingga membutuhkan tenaga ahli untuk mengelolanya.
Khamid (30) pustakawan yang setiap hari menunggu dan mengelola gedung perpustakaan . Statusnya saat ini adalah tenaga honorer atau wiyata. Namun demikian dia mengaku tetap bekerja setiap hari meski honor yang diterima belum memadai.
“ Wah malu mengatakan berapa honor saya sebulan , kurang etis kelihatan nya . Ya berapapun honor dari sekolah saya terima mudah-mudahan berkah “, kata Khamid pada FORMASS, Jum’at (14/3).
Lulusan D2 Perpustakaan mengatakan dalam mengelola perpustakaan dibutuhkan keahlian dan juga kesabaran. Ribuan buku yang ada dirak selain diatur rapi menurut jenisnya juga di beri label agar tidak tertukar satu sama yang lainnya.
Selain itu juga ada buku-buku administrasi yang dipersiapkan untuk mengelola berbagai macam buku . Misalnya buku peminjam , buku induk , dan masih banyak lagi yang lainnya. Data di komputerpun ada juga untuk mempercepat pelayanan pada siswa.
“ Ya hitung-hitung mempraktekkan hasil kuliah mas , siapa tahu ada lowongan pustakawan di pendaftaran CPNS tahun depan “, harap Khamid.
Khamid mengatakan , dulunya ia berwiyata di SD Kedungmutih sebagai penjaga SD menggantikan Penjaga yang pensiuan. Namun karena ia memiliki ijasah Paket C maka ketika ada pembukaan D2 Perpustaakan UT iapun mendaftarkan dirinya.
Sambil berwiyata iapun kuliah sore hari dengan biaya honor yang didapatkan dari SD. Selain itu iapun kerja serabutan untuk tambahan biaya kuliah. Misalnya angkut matreal , mengecat sampai dengan jadi pesuruh.Bahkan jaga malam ia lakoni demi untuk membayar kuliahnya.
Jika waktu pembayaran kuliah tiba iapun mengajukan pinjaman ke Koperasi yang dekat dengan SD. Dengan dijamin oleh bendahara sekolah iapun bisa dibiayai koperasi dengan cara potong honor. Begitu jalan terus hingga kuliahnya selesai.
“ Tanpa pinjam ke koperasi “ Margi Rahayu” ini mana bisa saya bayar kuliah dengan kontan. Satu-satunya biaya kuliah ya dari honor wiyata “, papar Khamid.
Kini dia bersyukur telah menyelesaikan kuliahnya di D2 perpustakaan. Sehingga kini dia tidak wiyata sebagai penjaga SD namun sebagai pustakawan yang mengelola perpustakaan. Harapan ke depan selain bisa diangkat menjadi pegawai negeri, iapun ingin melanjutkan kuliah S-1 Perpustakaan.
“ Ya doakan saja mas saya bisa jadi PNS dan lanjut kuliah hingga lulus S-1 perpustakaan “, katanya. (Muin)