Jepara – Desa Karangrandu kecamatan Pecangaan sejak dulu dikenal sebagai desa pertanian dan juga lumbung padi di kabupaten Jepara. Luas lahan pertanian di desa ini ada 320 hektar dan setiap setahun bisa panen minimal dua kali. Melihat luas lahan pertanian di desanya yang cukup luas membuat Muhammad Kholif Mukafi yang akrab dipanggil Mas Kafi membuat komunitas Kampus Sawah. Kampus sawah ini sampai sekarang sudah menginjak tahun ke 8 sejak pendiriannya di tahun 2010.
Mas Kafi menggagas Kampus sawah ini ketika ia menjabat sebagai Petinggi desa Karangrandu . Bagaimana pertanian desanya bisa diberdayakan dan juga Sawah dijadikan lahan pembelajaran untuk generasi muda di desanya. Misalnya dengan mengajak anak anak “Njegur Sawah “ melihat dari dekat awal mulai tanam padi . Setelah itu anak anak diajak belajar untuk mengelola tanaman padi mulai tanam sampai dengan menjelang panen.
“ Setelah padi siap di panen anak anakpun kita ajak panen bersama dalam event jumbuh pantun atau tasyakuran panen. Selain itu kita buat acara tabur benih ikan setiap Jum’at Pahing sebagai langkah memuliakan sungai sebagai sumber mata air kehidupan “, kata Mas kafi yang dihubungi kabarseputarmuria.
Ditambahkan , Komunitas Kampus Sawah selama 8 tahun berkegiatan sudah banyak menginspirasi warga dalam hal pertanian. Selain melakukan diskusi seputar pertanian , kampus sawah juga menginspirasi petani Karangrandu untuk memproduksi beras sehat yaitu beras organic non pestisida. Beras ini sudah dipasarkan keluar desa via jejaring teman yang tahu akan pentingnya kesehatan.
“ Selama 8 tahun kampus sawah terus memproduksi beras organic , memang ada banyak kendala dalam mensosialisasikan kepada petani Karangrandu . Diantaranya adalah internal petani sendiri oleh karenan itu sedikit demi sedikit kita rubah pemikiran mereka dan laku mereka dalam mengelola lahan pertanian”, tambah Kafi
Mas Kafi yang pernah menjabat petinggi desa Karangrandu 2007-2013 mengatakan , Kampus Sawah dalam berkegiatan semua pembiayaan mandiri dari anggota Komunitas. Mulai dari praktek terjun ke sawah , home schooling , pertemuan pertemuan rutin dan acara lainnya semua dilaksanakan secara mandiri . Namun demikian ia berharap kepada pemerintah desa dan dinas terkait agar sadar dan tahu bahwa di desa ada kegiatan kemandirian warga masyarakat yang harus disupport.
“ Inti dari semua kegiatan Kampus Sawah ini adalah bagaimana petani khususnya desa Karangrandu memanfaatkan lahan dengan sebaik-baiknya karena hakikat pertanian menurut kami adalah laku kebaikan selaku Kholifah di muka bumi pak. Selain itu kita berharap lahan persawahan menjadi tempat pembelajaran warga utamanya generasi muda khususnya kegiatan bertani “, kata Kafi
Kafi berharap komunitas Kampus Sawah ini terus berkegiatan utamanya dalam kegiatan pertanian karena menjadi petani ada 5 nilai manfaat:
1. Petani dengan resiko gagal panen, resiko harga jual jatuh, resiko dipermainkan pelaku industri pertanian, resiko kebijakan pemerintah yang tidak berfihak dan lain sebagainya pasti gusti sudah menyiapkan hadiah terbaik untuk petani.
2.SEDEKAH TAK TERHINGGA.
Bagian tanaman manapun yang dimakan hewan bernilai sedekah. Belum lagi sedekah oksigen yang tiap hari diberikan tanaman kepada manusia. Betapa mulia Petani.
- SEHAT LAHIR BATIN
Betapa banyak petani kelihatan lebih sehat dibanding yang lain. Petani lebih bisa menikmati hidupnya. - MENGUATKAN MENTAL.
Kondisi alam yang tidak bisa ditebak adalah alasan utama untuk senantiasa mendekatkan diri pada Gusti.
5.LEBIH PEDULI SOSIAL.
Zakat pertanian yang tinggi adalah alat sosial agar manusia seimbang. Sebagai petani pun harus kaya silaturohim dengan tetangga dan alam semesta. Tanpa silaturohim yang baik dengan lingkungan niscaya petani tidak akan pernah berhasil.(Muin)