Oleh Shafni Hidayat

Dalam islam, sains dan teknologi sangatlah penting untuk membangun dan mengembangkan peradaban yang kokoh dan tangguh. Seperti halnya para khalifah dahulu, dalam mendorong kaum muslim untuk mencipatakan teknologi dan membuat karya ilmiah untuk mengembangkan dan memanfaatkan Sumber daya alam yang telah tersedia. Seperti yang telah diketahui para ilmuwan islam seperti al-Khawarizmi ahli matematika, Ibnu Firnas konseptor pesawat terbang, Jabir bin Haiyan bapak kimia, dan banyak lagi. Beliau semua mengerahkan segenap daya dan upaya bemi yang dilakukan untuk umat. Jadi, agama Islam tidak pernah mencegah sains dan teknologi, justru agama Islam selalu terdepan dalam sains dan teknologi sejak 13 abad yang lalu.

Agama dan Ilmu pengetahuan-teknologi merupakan dua sisi yang tidak dapat diukur antara satu sama lain. Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu memberikan kemungkinan untuk munculnya berbagai penemuan baru dan ide-ide baru. sedangkan teknologi adalah aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yang lebih kompleks dan dapat mendorong manusia untuk berkembang lebih maju lagi. Tetapi, terlepas dari semua hal tersebut, perkembangan teknologi juga tidak boleh melepaskan diri dari nilai-nilai agama Islam.

Generasi Milenial atau generasi Y adalah generasi penerus yang dimulai oleh generasi yang lahir sejak tahun 1980 sampai tahun 2000. Itu berarti, setelah 37 tahun berlalu dapat dipastikan sekitar 87% populasi penduduk bumi sekarang didominasi oleh generasi milenial. Karakter yang dimiliki oleh generasi muda juga cenderung khas. Karakter mereka sangat berbeda dari generasi sebelumnya mulai dari budaya, sikap, tingkah laku dan hal lainnya. Hal ini disebabkan Karena generasi ini sedikit banyaknya tinggal menggunakan apa yang sudah ditemukan oleh generasi sebelumnya, yaitu generasi X. Maka generasi ini juga disebut dengan generasi muda penduduk bumi. Diketahui bahwa generasi millenial sangat dekat dengan teknologi. Kehidupan generasi ini tidak bisa dilepaskan dari teknologi dan internet, berbeda dengan generasi X di mana pengaruh dari teknologi belum terlalu menonjol seperti saat ini. Generasi millennial lahir ketika handphone dan media sosial mulai muncul di Indonesia, sehingga wajar apabila generasi ini lebih melek teknologi dibanding generasi-generasi sebelumnya. Ada pula perbedaan lain yang muncul antara generasi millennial dengan generasi-generasi sebelumnya, yaitu terkait dengan masalah budaya/ gaya hidup sehari-hari. 

Kata teknologi bermakna mengembangkan dan penerapan berbagai peralatan atau suatu system untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi merupakan hasil olah piker manusia untuk mengembangkan tata cara atau system tertentu dan menggunakannya untuk menyelesaikan persoalan dalam hidupnya. Perkembangan iptek adalah hasil dari segala langakah pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek. 

Peran agama Islam dalam perkembangan SAINS dan IPTEK adalah menjadikan aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Namun saat ini, banyak umat islam yang mengikuti paradigma sekuler dan tidak menjadikan aqidah islam sebagai landasan ilmu pengetahuan. Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi seluruh bangunan ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadikan Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadikannya sebagai standar bagi segala ilmu pengetahuan.

Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan. Selain itu, syariat islam yang lahir dari Aqidah Islam dijadikan sebagai standar bagi pemanfaatan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria inilah yang seharusnya digunakan umat Islam, bukan standar manfaat pragmatisme atau utilitarianisme seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini mengatur bahwa boleh tidaknya pemanfaatan IPTEK didasarkan pada ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan IPTEK jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek IPTEK telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walaupun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Pemuda yang hidup di era globalisasi seperti saat ini. Harus mampu menjadikan diri pribadi yang optimis, istiqamah terhadap perkataan dan perbuatan, teguh dalam pendirian juga jangan cepat menyerah dalam berjihad. Bukan sosok al-fata yang sejati manakala masih tergiur dengan indahnya fatamorgana dunia dan masih lemah jiwa dan keimanan dalam menghadapi musuh paling utama, yakni hawa nafsu. Terlebih hidup di akhir zaman ini yang penuh dengan berbagai fitnah dan kecanggihan teknologi, menjadi ujian terberat plus berbagai coraknya yang harus dijalani oleh pemuda. Saat ini beraneka ragam sarana komunikasi canggih membuat para generasi muda semakin leluasa dan bebas dalam mengakses berbagai informasi dan data serta lainnya seperti computer, handphone, internet dan lain sebagainya. Beranjak dari media tersebut berbagai corak budaya dan hiburan di berbagai belahan dunia dapat mereka nikmati. Di sini tanpa adanya filter dan keimanan yang kuat, pada akhirnya akan mempengaruhi karakter dan pola pikir mereka secara keseluruhan serta akan diaktualisasikan dalam kehidupan mereka dalam masyarakat. Pemandangan seperti ini harus ada respon dan tidak lanjutnya serta tidak dapat dibiarkan begitu saja.

Kalangan masyarakat terutama para tokoh, orang tua dan pihak lainnya harus bisa memahami problematika yang dialami oleh pemuda, mereka di usia tersebut merupakan masa pencarian jati diri. Dari sini harus ada metode pendekatan interpersonal dan intrapersonal yang tepat dan bersahabat. Mereka perlu arahan dan bimbingan yang bersifat konstruktif-familiar (membangun secara kekeluargaan) dan tidak dengan sistem otoritatif-dogmatif (memaksa dan kaku). Metode dan konsep serta manajemen dakwah yang baik dan diharapkan mampu menjawab tantangan serta problematika ini yang akan dilakoni oleh masyarakat pelaku dakwah untuk meraih titel khairul ummah (the best people) seperti yang digambarkan dalam Al-Quran yang berbunyi: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang maruf (kebaikan) dan mencegah dari yang mungkar(QS.Ali Imran [3]:110).

Di samping itu peran dari pemuda itu sendiri sangat menentukan dan kunci keberhasilan dan kesuksesan dalam membentuk generasi qurani yang diimpikan oleh segenap lapisan masyarakat. Sosok generasi penerus bangsa qurani memiliki andil yang besar dalam membawa perubahan dan pelopor dalam segala lini kehidupan terutama perubahan akhlak dan moral para pemuda dan masyarakat Indonesia pada umumnya Indonesia. Dengan akhlakul karimah yang berpedoman al-Quran, generasi Qurani akan mengerti dan memahami bagaimana menyelesaikan problematika dan fenomena yang dialami oleh generasi muda lainnya.

Generasi milenial adalah generasi yang harus mampu bersaing dan dalam persaingan tersebut ia harus keluar sebagai pemenang. Untuk itu, generasi milenial adalah generasi yang unggul baik dari aspek hard skill, maupun soft skill (moral, mental, intellektual, emosional dan spiritual). Generasi yang unggul itu hanya akan dapat dilihirkan oleh pendidikan yang unggul, sebagaimaana yang diperlihatkan oleh bangsa-bangsa yang maju di dunia ini. Hasil kajian para ahli telah memperlihatkan, bahwa antara kemajuan suatu bangsa memiliki korelasi yang positif dengan keunggulan suatu bangsa; dan keunggulan suatu bangsa memiliki korelasi yang positif dengaan keunggulan pendidikan.

Pendidikan Islam dengan rujukan utamanya al-Qur’an dan al-Sunnah sesungguhnya memiliki komitmen pada keunggulan. Islam mengajarkan agar manusia memiliki sifat-sifat Allah dan Rasul-Nya. Yakni berakhlak dengan akhlak Tuhan dan Rasul sesuai kadar kesanggupan manusia (al-takhalluq bi akhlaq Allah wa al-Rasul ‘ala thaawa al-basyariah). Karena Allah dan Rasul-Nya bersifat Unggul dan Maha Sempurna, maka pernyataan tersebut mengandung isyarat bahwa dalam melaksanakan pendidikan harus meniru keunggulan dan kesempurnaan sifat-sifat dan perbuatan Tuhan. Demikian pula perintah tentang iman dan amal shalih, menunjukkan bahwa pendidikan Islam selain perlu memiliki komitmen moral dan spiritual yang luhur, juga mengacu kepada standar operating prosedur (SOP) yang benar dan berdasar pada teori keilmuan yang sahih, sehingga pekerjaan tersebut dilakukan secara professional dan dapat dipertanggung jawabkan kepada publik.Waktu yang disediakan Tuhan hanya akan menimbulkan kerugian