Jepara – sudah seminggu ini bendung kardet kembung kempis (mbungpis ) di desa Gerdu kecamatan Pecangaan mengempis. Akibatnya fungsi bendungan tak berfungsi sehingga air asin kini bercampur dengan air tawar. Kerusakan bendung karet ini sudah ditangani dengan meyambung karet yang bocor.
“ Kalau di katakan bendungan mbledos ,sobek , atau bocor itu tidak benar . Yang sebenarnya mengelupas bagian sambungan. Sehingga udara keluar saya mendengar suara seperti kentut “, kata Purwanto penjaga bendung mbungpis pada kabarseputarmuria.
Purwanto mengatakan rusaknya sambungan karet di bendung karet mbungpis ini untuk kali kedua . Tahun yang lalu juga sudah pernah terjadi hal yang sama. Bagian sambungan yang memang rawan rusak tahun ini juga kembali terjadi. Sehingga bendungan mengempis tiba tiba.
Rusaknya bagian sambungan itu menurut Purwanto karena usia karet yang dipasang sudah lama kurang lebih 10 tahun sehingga perlu ada pembaharuan. Oleh karena itu setiap waktu ia terus mengontrol kondisi bendungan setiap waktu. Oleh karena itu ketika rusak iapun mengontak atasannya.
“ Kemarin sudah ada peninjauan dari Pak Bupati ke sini melihat kondisi bendungan. Sehingga langsung di tangani perbaikan karet yang rusak. Hari ini sudah hari ke 3 diperkirakan besok pagi bisa selesai “, tambah Purwanto.
Hal sama dikatakan Putu ketua tim teknisi bendung karet , kerusakan bendung karet di desa Gerdu ini salah satunya kondisi karet yang sudah tua atau lama dipasang. Sehingga wajar jika ada kerusakan . Namun demikian hal tersebut bisa diatasi oleh timnya yaitu dengan memperbaiki sambungan yang rusak.
“ Mudah mudahan hari ini bisa selesai sehingga bendungan ini bisa berfungsi lagi. Sehingga airnya bisa dimanfaatkan oleh warga masyarakat dan tidak bercampur dengan air asin.
Dengan kempisnya Bendungan karet mbungpis ini yang terdampak adalah pelanggan PDAM yang setiap hari mengkonsumsi air. Beberapa hari ini air yang keluar dari pipa ada rasa asinnya atau masin. Selain itu juga terdampak pada pengairan sawah yang mengambil air dari sungai SWD II . Jika terus masin maka akan mengancam kelangsungan kehidupan tanaman padi milik ratusan petani di 3 kecamatan Pecangaan , Welahan dan Kalinyamatan. (Muin)