Jepara –  Desa Troso  kecamatan Pecangaan sejak dulu dikenal sebagai desa  Tenun di Jepara .  Kain Tenun dari desa ini sudah menasional bahkan mendunia karena keindahannya . Untuk tetap melestariakan tradisi dan juga untuk promosi ada gelaran Festival  Kain Tenun Troso setian tahunnya.

Pagelaran yang bertajuk Troso carnival ini  kembali digelar tahun ini. Salah satu yang menarik perhatian, karena even ini menampilkan busana carnival dengan berbagai motif unggulan tenun Troso.

Troso Carnival ini digelar pada hari Minggu  . Berlokasi di sepanjang jalan Desa Troso, Pecangaan, Jepara, puluhan peserta perwakilan dari pelaku UKM tenun Troso tampil. Banyak kreasi yang ditampilkan. Selain model dengan mengenakan busana carnival, ada pula kreasi musik tradisional yang juga ditampilkan untuk menyemarakkan rombongan.

Para penonton antusias menyambut gelaran Troso Carnival ini. Sejak siang mereka menunggu di kanan dan kiri jalan yang menjadi rute gelaran tersebut. Selama even ini berlangsung, mulai pukul 15.00 hingga 16.30, para penonton juga tampak antusias menyaksikan dan mengabadikan foto peserta. Beberapa di antaranya juga berebut berfoto bersama peserta.

Panitia kegiatan Abdul Jamal mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi para pelaku UKM di Desa Troso. Melalui Troso Carnival ini, para pelaku UKM bisa menampilkan motif-motif unggulannya. Pada tahun keempat pelaksanaan Troso Carnival ini, pihaknya mengunggulkan kreasi motif baru dari para pelaku usaha tenun Troso.

”Kami unggulkan motif dan warna kreasi baru para pelaku usaha di sini,” katanya kemarin seperti yang dikutip dari Fajar

Sementara itu, mengenai gelaran Troso Festival 2018, Jamal menjelaskan, even ini digelar untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas para pelaku UKM. Di sisi lain juga untuk mempromosikan motif-motif tenun Troso, termasuk motif yang baru.

Jamal menuturkan, sampai saat ini ada ribuan motif tenun Troso yang diproduksi. Namun yang populer ada delapan motif, di antaranya motif pohon randu dan motif lung. ”Itu motif yang khas Desa Troso,” terangnya.

Salah satu peserta Troso Carnival, Hesti Mayangsari mengatakan, dia didaulat menjadi model oleh salah satu pelaku usaha tenun Troso. ”Ini menjadi kali pertama ikut Troso Carnival. Menjadi pengalaman yang tak terlupakan, karena bisa ikut berpartisipasi dalam mempromosikan tenun Troso,” tuturnya.

Dia juga senang melihat antusiasme penonton. ”Senang bisa dekat dan berbaur dengan masyarakat. Banyak juga yang minta foto bareng tadi (kemarin, Red),” imbuhnya. (ks/emy/lin/aji/JPR/jpc)