Jepara –  Keluarga Mbah Karomisah warga desa Kedungmalang kecamatan Kedung Calon haji yang di tahan oleh imigrasi Fhilipina terus menunggu kedatangan ibunya dari Manila. Selain itu di rumah keluarga juga terus diadakan istighosah setiap malamnya terus mendoakan keselamatan ibu mereka. Mbah Karomisah adalah salah satu dari 177 calon haji Indonesia yang berangkat dari Bandara Manila dan di duga menggunakan paspor Philipina.

Musyafak putra ibu Karomisah yang sekaligus juru bicara keluarga mengatakan, ibunya sejak lama mempunyai keinginan untuk berngkat haji. Namun karena daftar tunggu yang cukup lama maka ketika ada tawaran haji dengan cepat akhirnya iapun menyetujuinya. Meskipun biaya yang dikeluarkan cukup besar yaitu tiga kali lipat haji reguler.

“ Yak arena uang sudah ada ya kita langsung bayar pada salah satu lembaga pengurusan haji di Jepara. Awalnya kita bayar Rp 60 juta kwitansinya baru kita cari , sedangkan ini kwitansi pelunasan yang 60 juta kita bayarkan bulan Juni yang lalu “, kata Musyafak pada kabarseputarmuria sambil menunjukkan satu kwitansi pelunasan haji dari satu lembaga pengurusan haji di Jepara.

Musyafak mengatakan , ibunya memang pernah diajak oleh yang menguruskan haji cepat , ke Philipina sekitar satu minggu . Disana ibunya tinggal di hotel . Sedangkan untuk keperluan awalnya ia tidak tahu , namun sekarang ia tahu kepergian ibunya itu dalam rangka pengurusan dokumen di Philipina yang berkaitan dengan perjalanan haji . Ia mengantarkan ke bandara Semarang dan menjemputnya kembali juga di bandara Semarang.

“ Ya gimana ya ini sudah terlanjur , kami sudah mengeluarkan biaya banyak misalnya jika tidak jadi berangkat kami sebagai keluarga ya meminta ada niat yang baik orang yang membawa  untuk menyelesaikan masalah ini. Niat ibu kami adalah berangkat beribadah haji tidak ada niat apa-apa “, kata Musyafak Jum’at sore kemarin.

Dikatakan yang paling diharapkan pada hari-hari ini adalah ada kepastian kapan ibunya dipulangkan kembali di Jepara. Semua keluarga sampai saat ini masih menunggu dengan harap-harap cemas , karena tidak ada yang bisa dihubungi atau menghubungi. Fihak penyalur di Jepara nomor HPnya juga sulit dihubungi setelah ada masalah calhaj terhambat di Manila.

“ Dalam hal ini belum ada niat untuk melaporkan hal ini pada fihak yang berwajib, kami masih menunggu iktikad baik fihak yang membawa ibu saya dan mengantarkannya kembali serta memusyawarahkannya untuk menyelesaikan masalah ini “, tambahnya (Muin)