Demak – Hujan mulai turun usaha pembuatan garam di kebaupaten Demak usai sudah. Para petambak mulai benahi gudang garamnya dari kebocoran air hujan. Selain atap yang harus rapat dinding-dinding harus elalu di cek agar tidak kemasukan air hujan. Air hujan musuh terbesar dari garam.
Saat ini usaha penyimpanan garam merupakan usaha yang masih menjanjikan untuk dijalankan. Bagi petambak usaha ini sudah menjadi hal yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Setiap musim panen garam tiba semua garam yang dihasilkan tidak habis dijual . Tetap sebagian ada yang ditinggal untuk disimpan di gudang.
“ Kalau tidak terkena banjir atau kebocoran gudang , keuntungan menyimpan garam minimal 20 – 30 %. Tetapi keuntungan itu bisa lebih besar jika kebutuhan besar atau musim garam berikutnya tidak begitu panjang “, ujar Busri pedagang garam dari desa Kedungmutih pada kabarseputarmuria.
Busri mengatakan , dia selain petani garam yang punya lahan juga merupakan pengepul garam . Lebih dua puluh tahun ia berdagang garam dengan mitra pembeli garam luar kota mencapai puluhan orang. Garam-garam yang ia jual sebagian besar hasil petani garam. Harga garam ketika panen raya biasnya anjlok diakibatkan pasokan yang banyak.
“ Nah ketika harga garam mulai turun itulah sebagian petambak mulai memasukkan garam ke dalam gudangnya. Memang harga garam saat ini belum ada yang mengendalikan . Ketika pasar butuh naik namun ketika pasokan berlebih harga turun drastic “, tambah Busri.
Namun dengan cara menimbun garam adalah salah satu cara petani mendapatkan hasil yang cukup besar. Biasanya para petani membuat gudang garam di dalam lahan masing-masing. Kapasitas gudang juga beragam mulai dari puluhan ton hingga ratusan garam. Pembuatan gudang oleh petani adalah salah satu cara untuk mendapatkan keuntungan dari pembuatan garam.
Hal sama juga dikatakan Haji Abdul Kalim petambak garam dari Desa Kedungmutih. Setiap musim garam ia pasti menyimpan garam didalam gudangnya. Dari penyimpanan garam tersebut beberapa tahun yang lalu ia mengaku ,mendapatkan keuntungan yang besar. Ketika itu harga garam jatuh karena panen cukup panjang waktunya. Ia membuat gudang yang cukup besar.
“ Nah tahun berikutnya musim kemarau sangat pendek jadi garam saya saya jual ketika harga tinggi. Alhamdulillah dari penjualan garam itu saya bisa membeli tambak garam yang saya garap bersama anak-anak “, ungkap Abdul Khalim. (Muin)
HAJI ATAU UMROH NYAMAN DAN LANCAR BERSAMA KBIH ” AL-FIRDAUS ” JEPARA Hubungi 085 290 375 959
TOKO BUKU DAN KITAB SUPER LENGKAP
ALAT TAMBAL BAN BAKAR SUPER CEPAT
MENCUCI TANPA SABUN SUPER HEMAT
MAINAN MURAH SERBA 1000 RUPIAH